Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mempersilakan swasta melanjutkan proyek bandara di Pulau Panjang Besar, Kepulauan Seribu. Swasta yang bersedia akan diberi hak membangun kawasan wisata di sekitar bandara.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, anggaran pendapatan dan belanja daerah tidak akan digunakan seperti rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan.
Hasil audit BPK tahun 2013 menyebut bahwa keberadaan bandara akan kurang dirasakan manfaatnya untuk warga sekitar. Karena itu pembangunannya tidak perlu mengandalkan kas daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BPK bilang sayang (mubazir). APBD sudah digunakan, tapi asas manfaatnya tidak ada. Kalau swasta bisa kan lebih baik. Biar orang-orang yang mau terbang ke pulau dengan heli maupun pesawat kecil bisa difasilitasi," kata Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (2/5).
Lelang terbuka akan dilakukan untuk melanjutkan proyek yang mangkrak sejak 2008 itu. Pemenang tender nantinya harus menyelesaikan pembuatan landasan bandara mendapat dan kompensasi membuka kawasan wisata di sekitarnya.
"Pemenang boleh membangun resort di sekitar bandara," ujarnya.
Saefullah yakin banyak perusahaan swasta yang tertarik. Pasalnya tawaran ini dinilai sangat menguntungkan dari sisi investasi di sektor pariwisata.
Dalam catatan Pemkab Kepulauan Seribu, libur panjang akhir pekan lalu, jumlah wisatawan melebih target. Ditargetkan 7 juta, jumlah pengunjung ternyata mencapai 8 juta.
"Artinya masih banyak orang yang memilih berwisata ke Pulau Seribu, jaraknya dekat dan tidak macet,” kata Saefullah.
Bandara di Pulau Panjang Besar sempat berfungsi dan dibuka pertama kali tahun 1986 dan bisa didarati pesawat Cassa 212 dari maskapai Pelita Air Service (PAS). Pada tahun 1990, jumlah penerbangan di bandara itu pernah mencapai 800 penerbangan dalam setahun.
Namun, jumlah penerbangan turun drastis pada tahun 1991 karena PAS mengalihkan penerbangan ke Indonesia timur. Sejak tahun 1997, bandara itu tak lagi didarati pesawat. Lama mangkrak, menara pengawas rusak dan banyak perlengkapan bandara hilang.
Sejak 2006 lalu, Pemkab Kepulauan Seribu berupaya membangun kembali. Rencananya landasan pacu yang semula panjangnya 900 meter dan lebar 23 meter, akan ditambah menjadi 1400 x 30 meter.
Dengan lebar bahu landasan 150 meter, bandara ini bakal berkelas III C yang bisa digunakan sebagai landasan pacu untuk pesawat berpenumpang 50 orang.
Saat itu proyek dimulai dengan pembangunan tanggul untuk pembatas dan pengurukan untuk perpanjangan landasan pacu serta pembuatan kolam labuh. Dana yang dianggarkan saat itu sebesar Rp160 miliar. Namun proses perpanjangan berlarut-larut dan berhenti pada 2008. Pada 2009, Pemprov tidak mau lagi mengalokasikan dana untuk melanjutkan pembangunan itu.