Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly menjelaskan, pemindahan Basuki Thajaja Purnama (Ahok) dari Rumah Tahanan Cipinang ke Markas Komando Brimob, Depok, Jawa Barat, karena banyak narapidana yang tidak memilih Ahok.
Ahok dipindahkan dini hari tadi dalam kawalan petugas rutan dan polisi, didampingi Veronica, istrinya.
"Itu karena alasan keamanan. Di dalam juga ada narapidana teroris. Ada juga setelah data kami lihat, yang enggak memilih Ahok banyak," kata Yasonna di kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta, Rabu (10/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan lain, kata Yasonna, Rutan Cipinang sudah kelebihan kapasitas. Kurang lebih ada sekitar 3.700 tahanan dari kapasitas yang disediakan sebanyak 1.136 orang.
Politikus PDIP itu menjelaskan, pemindahan Ahok juga karena pertimbangan potensi gangguan lalu lintas di depan Rutan Cipinang. Seperti diketahui sejak Ahok mendekam di rutan tersebut banyak massa pro Ahok yang demo sehingga menutup jalan.
Yasonna menolak yang dilakukan kepada Ahok merupakan perlakuan spesial. Menurutnya, sejak dulu sudah biasa orang dipindahkan ke Markas Komando Brimob.
"Oh bukan dong, bukan perlakuan spesial. Itu dulu juga banyak orang dikasih di Mako Brimob," kata Yasonna
Sebelumnya, Kepala Rumah Tahanan Cipinang Asep Sutandar mengatakan pemindahan Ahok disebabkan kelebihan kapasitas penghuni Rutan.
"Memang keamanan dan fasilitas di Rutan sangat kurang. Belum lagi penghuni Rutan itu kan sampai 3.700," kata Asep ketika dikonfirmasi CNNIndonesia.com di Jakarta, Rabu (10/5).
Dari jumlah itu, Asep menyebut petugas sipir hanya mencapai sebanyak 20 orang. Atas evaluasi bersama Kepolisan, dibuat keputusan untuk memindahkan Ahok dengan persetujuan Kementerian Hukum dan HAM.
"Dikhwatirkan, kalau hari-hari (Ahok) ada di sini, sementara pedemo berkonsentasi di sini, pekerjaan pasti terganggu, termasuk warga di dalam kan. Tamu ke dalam sulit nantinya," jelas Asep.