Menanti Tangan Dingin Djarot Memimpin Ibu Kota

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 09:48 WIB
Djarot bakal memimpin Jakarta sendirian dalam lima bulan ke depan. Ia ditunjuk jadi pelaksana tugas menggantikan Ahok yang harus menjalani vonis dua tahun.
Djarot Saiful Hidayat akan memimpin DKI Jakarta selama lima bulan ke depan. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepemimpinan di Provinsi DKI Jakarta "dipaksa" untuk berganti. Basuki Tjahaja Purnama harus meninggalkan kursi gubernur karena vonis dua tahun yang dijatuhkan hakim dalam perkara penodaan agama.

Sebagai pengganti, Djarot Saiful Hidayat ditunjuk sebagai Pelaksana tugas. Meski hanya akan memimpin ibu kota selama lima bulan, kiprahnya patut ditunggu. Menarik juga dinanti seperti apa wajah Jakarta di bawah kepemimpinan Djarot seorang diri.

Nama Djarot selama ini mungkin tak setenar Ahok, sapaan Basuki. Sosoknya tidak banyak menjadi sorotan, meski ia adalah orang nomor dua di DKI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbeda dengan Ahok yang lebih bersinar karena gaya kepimpinannya yang dikenal tegas. Mayoritas masyarakat di Ibu Kota pun merasa cukup puas dengan kinerja Ahok. 
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sebanyak 76 persen responen menyatakan cukup puas dengan kinerja Ahok d Jakarta. Survei tersebut dilakukan dari tanggal 31 Maret sampai 5 April 2017 dengan melibatkan 446 responden.

Padahal Ahok sendiri mengaku bahwa peran Djarot sangat besar dalam mendampinginya. Hal itu diungkapkan oleh Ahok dalam akun Facebook pribadinya, Kamis (23/3) lalu. 
Menanti Tangan Dingin Djarot Memimpin Ibu KotaDjarot saat ditunjuk menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta oleh Mendagri Tjahjo Kumolo. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

"Membangun Jakarta bukan pekerjaan gampang. Saya tidak bisa bekerja sendirian. Saya bersyukur Pak Djarot hadir membantu membangun Jakarta," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu memuji Djarot sebagai sosok yang sangat sabar dan sederhana. "Pak Djarot terbukti berhasil membangun Blitar. Dia dekat dengan rakyat, sederhana, sangat taat beragama, begitu penyabar, dan punya visi pembangunan hebat”.

Djarot sudah jadi pilihan utama Ahok sejak 2014 saat posisi Wagub DKI Jakarta lowong. Kursi Wagub saat itu kosong karena ditinggal Ahok yang ‘naik kelas’ jadi Gubernur. Ahok menggantikan Joko Widodo yang jadi Presiden.
Sebelum di Jakarta, Djarot pernah memimpin Kota Blitar, Jawa Timur selama dua periode. Pengalaman birokrasi selama 10 tahun itulah yang membuat Ahok menjatuhkan pilihan pada Djarot. Ahok menilai Djarot berhasil menata pasar dan pedagang kaki lima yang ada di Blitar.

Djarot juga selama ini dikenal lebih tenang dalam memimpin. Berbeda dengan Ahok yang terkesan 'meledak-ledak'.

Tersisa lima bulan lagi sebelum pasangan gubernur dan wakil gubernur yang baru memulai kerjanya. Selama sisa waktu itu pula, DKI Jakarta akan dipimpin oleh Djarot.

Bukan waktu yang panjang, namun juga bukan waktu yang singkat. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Djarot sebelum merampungkan tugasnya memimpin Ibu Kota.

Kebijakan pertama Djarot yang sedikit berbeda dari Ahok adalah mengubah sistem pengaduan di Balai Kota. Selama ini Ahok menerima langsung aduan warga dan melayani foto bersama. Sementara Djarot akan membuat sistem kategori berdasarkan tema aduan. 

Sejumlah petugas disiapkan untuk menampung aduan warga. Djarot juga mengaku tidak akan selalu menerima permintaan foto warga karena harus disesuaikan dengan jadwal kerjanya.
Djarot juga menegaskan akan tetap melanjutkan proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang selama ini masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

Peran Djarot sebagai Plt Gubernur ke depan juga dinanti dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan serta Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER