Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais meminta semua pihak mendinginkan suasana pasca Pilkada DKI Jakarta, namun dia mengkritik media sosial yang dapat menyebarkan fitnah.
Dia menuturkan dirinya khawatir, polarisasi masyarakat akibat Pilkada DKI akan berdampak pada melemahnya kekuatan bangsa di masa mendatang.
Dia menilai sumber perpecahan bangsa saat ini justru hadir melalui media sosial. Amien mengatakan media sosial telah digunakan secara masif untuk menyebarkan hujatan, fitnah, dan penghinaan yang berujung pada timbulnya perpecahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Media cetak memang tidak ada masalah. Hanya media sosial itu luar biasa," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta (16/5).
Oleh karena itu, paparnya, masing-masing kubu itu harus mendinginkan suasana usai Pilkada DKI Jakarta berakhir.
Dia juga meminta pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno agar tidak jumawa karena telah memenangkan Pilkada DKI.
Amien juga meminta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat legawa menerima kekalahan.
Dia menambahkan masyarakat juga harus menyadari bahwa tidak ada perseteruan antara kedua pasangan tersebut.
Penggunaan Isu SARADirektur Pusat Kajian Representasi Sosial Risa Permana Deli sebelumnya mengatakan polarisasi masyarakat pada Pilkada muncul akibat adanya penggunaan isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).
Karena isu SARA, polarisasi yang terjadi akhirnya membagi warga menjadi dua kelompok besar, muslim dan non-muslim.
"Polarisasi pertama tahun 1965 saat ada unsur PKI dan non PKI. Ke-dua terjadi waktu 1998 ada kelompok pribumi dan non-pribumi. Kemudian tidak sampai 20 tahun kemudian ada hal yang sama dan polarisasi saat ini adalah muslim dan non muslim," kata Risa, beberapa waktu lalu.
Isu SARA di Pilkada DKI berkembang pasca ditetapkannya Ahok sebagai tersangka kasus dugaan penodaan agama.