Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menetapkan tiga orang rekan pelaku peledakan bom bunuh diri Kampung Melayu, Jakarta Timur sebagai tersangka. Ketiganya berinisial JIS, WS alias Masuit, dan A alias Abu Dafa.
"Telah dilaksanakan penahanan terhadap tiga tersangka JIS, WS, dan A pada Rabu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (2/6).
JIS, WS dan A adalah rekan dari Ikhwan Nurul Salam dan Ahmad Sukri, dua orang yang tewas setelah melakukan aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu, Rabu (24/5) malam lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiganya ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di tiga lokasi berbeda sehari setelah bom meledak di Terminal Kampung Melayu.
Mereka kini ditahan di Markas Polres Depok, Jawa Barat guna proses penyidikan lebih lanjut. Polisi menjerat JIS, WS, dan A dengan Pasal 15 juncto Pasal 7 dan Pasal 13 huruf c Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Selain ketiganya, polisi juga mengamankan tiga orang lain yang diduga terkait dengan aksi teror itu. Mereka masih dalam proses penyeledikan petugas.
Mereka adalah R alias B yang ditangkap lantaran sempat menjalin komunikasi dengan Ahmad Sukri. Dia ditangkap di Cibubur, Jawa Barat pada Sabtu (27/5).
Kemudian, AS dan BF yang ditangkap di dua lokasi berbeda di Cipayung, Jakarta Timur pada Selasa (30/5). Keduanya juga diduga mengenal baik Ahmad Sukri.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat mengatakan bahwa bahan peledak yang digunakan oleh pelaku teror di Kampung Melayu merupakan ciri khas kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Menurutnya, bahan peledak yang digunakan itu adalah
triacetone triperoxide (TATP) yang dimasukkan ke dalam panci presto. Tito mengatakan, bom mudah dibuat karena hanya membutuhkan cairan pembersih kuku dan tidak membutuhkan detonator.
"Bahan dasar (cairan) untuk membersihkan kuku. Ini sangat berbahaya, cukup panas, dia bisa meledak," kata Tito.