YLKI Ingatkan Pemerintah soal Kelayakan Bus Mudik

CNN Indonesia
Minggu, 18 Jun 2017 13:33 WIB
YLKI mengingatkan pemerintah terkait kelayakan bus mudik, mengingat hanya 40 persen bus yang dinilai layak, sementara sisanya tak layak.
YLKI mengingatkan pemerintah terkait kelayakan bus mudik, mengingat hanya 40 persen bus yang dinilai layak, sementara sisanya tak layak. (CNN Indonesia/Bimo Wiwoho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan pemerintah soal kelayakan penggunaaan bus untuk transportasi mudik. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI menyebutkan bahwa berdasarkan data Kementerian Perhubungan kelayakan bus transportasi hanya 40 persen, 60 persennya tidak layak.

“Ini menjadi peringatan, kalau tak layak jangan dipakai untuk pemudik. Keamanan tetap nomor satu, setidaknya kalau 60 persen dinyatakan tidak layak maka ya dibikin layak dahulu, di-service. Kalau belum layak tak ada kompromi untuk digunakan mudik,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Minggu (18/6).
Dia menyatakan bahwa pemerintah, Kementerian Perhubungan, serta Kepolisian harus tegas. Menurut dia, lebih baik tidak berangkat ketimbang berangkat tapi tak sampai di tempat tujuan.

Lainnya, Tulus mengatakan sepeda motor merupakan hal krusial selama mudik yang menjadi penyumbang angka kecelakaan terbesar. Pemerintah pun harus tegas dalam hal ini dan tak henti untuk memperingatkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Susah mengendalikan pemudik dengan sepeda motor, ini harus dipertegas. Untuk mudik harus dibatasi dua orang dan jangan bawa barang berlebih, kalau melanggar dan melebihi harus ada sanksi karena dua orang saja sudah berisiko,” ujar Tulus.
Terlebih tahun ini Kemenhub telah memprediksi jumlah kendaraan pribadi saat mudik akan meningkat lebih dari 10 persen. Berdasar data Kemenhub, mobil pribadi diperkirakan mengalami peningkatan 13,92 persen dari 3,48 juta kendaraan tahun 2016, menjadi 3,6 juta kendaraan pada 2017.

Sedangkan sepeda motor diprediksi mengalami peningkatan sekitar 18,18 persen dari 6,07 juta kendaraan tahun 2016, menjadi 5,14 juta kendaraan tahun 2017.

Selain itu, Tulus turut menyinggung soal kemacetan dalam tol atau pun non tol. Menurut dia itu dipicu antrean di rest area atau tempat peristirahatan.
“Pemicu utama kemacetan saat mudik itu antrean di rest area, dan yang buat menumpuknya orang di rest area itu antrean di toilet, terutama toilet perempuan,” katanya.

Oleh karenanya, dia pun menyarankan diperbanyaknya fasilitas toilet dengan air dan kondisi yang memadai.

“Di toilet wanita khususnya itu lama, makanya pengelola tol dan pemerintah perlu perbanyak toilet dengan ketersediaan airnya juga,” tambahnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER