Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Korps Brigade Mobil Polri Inspektur Jenderal Murad Ismail mengakui, tidak semua anggota Brimob memiliki pola pikir yang baik. Dia menuturkan, perbaikan pola pikir anggota Brimob masih menjadi salah satu tugas yang belum diselesaikannya hingga saat ini.
Pernyataan ini disampaikan Murad saat menjawab pertanyaan wartawan perihal insiden tindak kekerasan yang dilakukan empat anggota Satuan Brimob Polda Metro Jaya terhadap wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Ricky Prayoga, saat berlangsung turnamen bulutangkis Indonesia Terbuka di Jakarta Convention Center, Minggu (18/6).
"Anak buah saya itu tidak semua otaknya lurus juga. Ada yang bengkok-bengkok, ini nanti kami luruskan," kata Murad usai menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ramadniya 2017 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin (19/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, insiden kekerasan yang dilakukan anggotanya terjadi akibat kesalahpahaman. Keempat anggota Brimob yang telah lelah dalam menjalankan tugas tidak dapat menahan emosi saat melihat tingkah aneh Ricky.
Jenderal polisi bintang dua itu pun meminta agar wartawan tidak bersikap aneh di hadapan anggota Brimob.
"Kalau kalian tidak menunjukan sikap yang aneh-aneh, anggota tak akan macam-macam. Anggota kalau sudah bertugas dua sampai tiga jam itu cape. Dia cape, terus ada yang bertingkah, pasti dia marah," kata dia.
Brimob Minta Maaf Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan, Wakil Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Heru Novianto telah menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Ricky dan LKBN Antara.
Permintaan maaf itu disampaikan dalam pertemuan dengan Ricky dan Direktur Utama LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat pada hari ini sekira pukul 10.30 WIB.
Menurutnya, sejumlah poin disepakati bersama dalam pertemuan tersebut. Salah satunya, Satuan Brimob Polda Metro Jaya dan LKBN Antara sepakat untuk berdamai.
"Didapatkan kata sepakat untuk sama-sama prihatin kemudian memahami dan selanjutnya melakukan perdamaian," tutur Rikwanto.
Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengatakan empat anggota Brimob yang melakukan kekerasan terhadap Ricky tengah menjalani pemeriksaan di Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Metro Jaya.
Menurutnya, keempat anggota Satuan Brimob Polda Metro Jaya itu akan mendapatkan sanksi tegas bila terbukti bersalah.
"Kalau nanti terbukti yang bersangkutan, dilakukan sanksi tegas. Kami akan berikan sanksi tegas kepada anggota," ujarnya.
Ricky mengalami tindak kekerasan oleh oknum aparat keamanan saat berlangsungnya turnamen bulutangkis Indonesia Terbuka di Jakarta Convention Center.
Kekerasan itu terekam video dan menjadi viral di media sosial. Dalam rekaman tampak Ricky dibekap dan ditarik beberapa oknum aparat keamanan ke suatu tempat. Namun Ricky, yang bertugas meliput turnamen tersebut, memberontak.
Yoga, begitu ia akrab dipanggil, mengatakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB, saat ia mendatangi salah satu anjungan tunai mandiri di JCC. Lalu dia didatangi seorang oknum aparat bernama Adam. “Saya mengira ada yang salah dengan saya, lalu saya tanya ke petugas itu apa ada yang salah dengan saya,” kata Yoga.
Petugas itu, kata Yoga, malah marah-marah, lalu bersama tiga orang lainnya, memitingnya. Malah, kata Yoga lagi, ada petugas yang mengacungkan senjata laras panjang padanya dan ada yang menantangnya berkelahi. Kejadian itu terhenti setelah seorang petugas lain yang lebih senior melerai. Yoga dan para oknum aparat keamanan itu kemudian didamaikan.