Jakarta, CNN Indonesia -- Cerita kaburnya empat narapidana asing dari Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali, pagi tadi, mengejutkan banyak pihak. Salah seorang narapidana penghuni Lapas Kerobokan menceritakan kisah versi dirinya kepada
CNNIndonesia.com mengenai kaburnya keempat narapidana tersebut.
Narapidana berinisial AR ini mengungkapkan bahwa terowongan yang digali keempat napi itu sebagai jalur pelarian berjarak cukup panjang. Oleh karena itu, dirinya yakin tidak mungkin keempat napi yang kabur menggali terowongan dapat melakukannya tanpa diketahui petugas atau pun napi yang lain.
Terlebih, kata dia, tidak banyak tanah sisa galian di bagian dalam. "Lubang ditutup, tetapi kotak sisa tanahnya tidak banyak di bagian dalam" kata AR saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Senin(19/6). "Ternyata kalau saya lihat itu digali dari luar," lanjutnya.
AR menambahkan, selain mustahil menggali terowongan tanpa diketahui penghuni lapas atau pun petugas, keempat napi juga tidak mungkin merencanakan kabur dari dalam lapas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, segala jenis pembicaraan atau bahkan rahasia akan mudah diketahui oleh penghuni lapas, sehingga perencanaan lebih memungkinkan dilakukan dari luar lapas.
"Ada indikasi komunikasi lewat
handphone, jadi sekarang agak ketat," ujarnya.
Terkait gelagat keempat napi tersebut selama di dalam lapas, AR mengatakan mereka tidak pernah menunjukkan perilaku mencurigakan seperti ingin melarikan diri. Apalagi, kata dia, keempat napi itu tidak tinggal di kamar yang sama.
"Kebetulan mereka enggak satu kamar juga sebetulnya. Enggak mungkin. Kalau ada (rencana), namanya penjara ya pasti bocor," kata AR.
KronologiAR juga menceritakan bagaimana pertama kali keempat napi dinyatakan kabur dari lapas.
Setiap pukul 06.30, seluruh blok dalam lapas dibuka. Semua napi bisa keluar dari kamar dan berakvitas di luar kamar jeruji.
Tidak ada yang aneh. Hingga pada saat apel yang dilakukan pukul 08.00, diketahui ada empat napi yang tidak ada dalam barisan. Petugas lalu berhamburan mencari-cari keempat napi hingga ke pelosok lapas.
"Kurang lebih jam setengah tujuh buka blok. Terus jam delapan apel. Jam delapan itu sudah tidak ada. Dicari-cari ketemulah lubang di belakang klinik itu. Pas dicek ternyata tembus sampai luar," kata AR.
Para sipir lalu membuat laporan. Tak lama, orang-orang yang tinggal dalam satu kamar dengan empat napi tersebut diperiksa terpisah. Mereka dimintai keterangan tentang para napi kabur.
AR mengaku tidak turut diperiksa karena tinggal di blok yang berbeda. "Enggak lah saya kan beda blok," katanya.
Menurut penuturan AR, tidak ada satu pun orang yang mengetahui rencana para napi yang kabur tersebut. Namun akibat peristiwa itu sipir semakin memperketat pengawasan di dalam lapas Kerobokan, Khususnya penggunaan telepon seluler.
Keempat napi yang kabur diketahui merupakan warga negara asing. Mereka adalah Shaun Edward Davidson (33), warga negara Australia, Dimitar Nikolov (43), warga Bulgaria, Sayed Mohammed Said (31) warga negara India, dan Tee Kok King Bin Tee Kim Sai (50) warga negara Malaysia.
Aparat sampai saat ini masih mencari para narapidana yang kabur tersebut. Ditjen Pemasyarakatan telah berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan Bandara Internasional Ngurah Rai untuk mengantisipasi keempat napi tersebut keluar Pulau Bali.