Jakarta, CNN Indonesia -- Kemarin, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berulang tahun. Usianya genap berusia 40 tahun.
Di hari ulang tahunnya, penyidik senior KPK yang kini tengah menjalani penyembuhan matanya akibat siraman air keras di Singapura itu, mendapat ‘kado’ dari sejumlah pewarta yang sehari-hari meliput di lembaga antirasuah itu.
‘Kado’ itu berupa aksi teatrikal yang digelar wartawan di gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Aksi itu bertujuan untuk mengingatkan masyarakat, terutama aparat penegak hukum tentang teror yang menimpa Novel.
Teror terhadap Novel terjadi 11 April silam. Mata Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal, usai menjalani salat subuh di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, dua bulan sejak insiden itu terjadi, pelaku penyerangan terhadap Novel belum juga terungkap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mencoba terus mengingatkan, bahwa kasus teror ini belum terungkap, wartawan ‘merekonstruksi’ ulang peristiwa penyerangan Novel dalam aksinya.
Ada satu orang berperan sebagai Novel, lengkap dengan pakaian untuk beribadah. Sementara, dua orang menjadi orang yang diduga pelaku penyerangan.
Dalam teatrikal itu, digambarkan Novel berjalan di pelataran gedung KPK. Dua orang yang mengendarai motor, mengintai di belakangnya.
 Novel saat akan dipindahkan ke rumah sakit di Singapura untuk menjalani perawatan intensif. (CNN Indonesia/Filani Olyvia) |
Pengendara motor tersebut menghampiri Novel dan menyiramkan air ke wajah orang yang memakai topeng wajah Novel. Seketika, Novel langsung kesakitan.
Teror terhadap Novel ini menjadi pengingat, bahwa serangan-serangan ini bisa mengancam siapa pun, termasuk wartawan, yang juga menulis permasalahan korupsi dalam peliputannya.
"Ini bukan soal Novel saja. Tapi teror-teror semacam ini bisa mengancam siapa saja, termasuk kita (wartawan)," kata seorang perwakilan jurnalis Sabir Laluhu di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (20/6).
Novel dianggap sebagai penyidik yang memiliki keberanian dan berintegritas. Dia kerap membongkar sejumlah kasus korupsi besar yang melibatkan pejabat-pejabat di tanah air. Mulai dari kepala daerah, anggota DPR, hingga petinggi Polri. Tak jarang aksi-aksi Novel itu berbuah teror.
Tercatat sudah enam kali, Novel mengalami teror. Namun, baru teror penyiraman air keras ini yang melukainya secara fisik.
Novel, dalam wawancaranya dengan Majalah TIME beberapa hari lalu menduga ada keterlibatan petinggi Polri dalam kasus itu. Karena itulah hingga saat ini pengusutan kasusnya masih gelap. Meskipun, polisi berjanji untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku penyerangan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun sudah menemui pimpinan KPK untuk membicarakan soal penyelidikan kasus penyerangan Novel. Dia menyebut, lembaganya merasa tak nyaman dengan pengakuan Novel soal adanya perwira di balik kasusnya.
Tito berjanji, Polri akan menuntaskan pengusutan kasus ini secepatnya.
"Kami sangat terbuka kepada teman-teman KPK untuk sama-sama mempelajari. Sehingga apa pun masukan dari Polri bisa dianalisis bersama atau analisis terpisah tapi setelah itu dibagikan," ujar Tito.