Jakarta, CNN Indonesia -- Pemasang bendera kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Markas Kepolisian Sektor Kebayoran Lama terancam dijerat dengan pidana Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, perbuatan pelaku telah memenuhi unsur pidana tindakan terorisme. Sebab, menurutnya, pelaku telah menyebar ancaman dan ketakutan dengan memasang bendera ISIS.
"Pelaku bisa dikenai pasal terorisme. Membuat takut, mengancam, itu pengancaman. Sudah meresahkan," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah bendera berwarna hitam bertuliskan huruf Arab yang identik dengan milik ISIS terpasang di depan kantor Polisi Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7) subuh. Bendera itu diduga dipasang oleh seorang pengendara motor.
Polisi belum menemukan pelaku pemasangan bendera hingga saat ini. Kapolsek Kebayoran Lama Komisaris Ardi Rahananto menyampaikan hasil pemeriksaan kamera CCTV yang menunjukkan seseorang memasang bendera itu. Namun, kepolisian masih mengolah hasil rekaman lengkap.
"Dari hasil CCTV memang terlihat ada orang yang memasang, kami belum bisa pastikan berapa orang, bisa jadi mereka tidak sendiri. Tapi yang kelihatan hanya satu orang dan masang (bendera) itu," katanya.
 Bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama, Selasa (4/7). (Dok. Istimewa) |
Indonesia Mustahil Jadi Seperti MarawiTidak sekadar memasang bendera, pelaku juga menitipkan pesan bernada ancaman. Itu telah dikonfirmasi oleh Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan Komisaris Alam Nur kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/7).
Soal itu, Setyo yang merupakan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Keamanan Polri berpendapat, keinginan menjadikan Jakarta seperti Marawi, Filipina tidak akan terwujud.
Setyo menuturkan, kondisi keberagaman masyarakat di Jakarta berbeda dengan Marawi. Masyarakat Jakarta, katanya, terdiri dari beragam suku dan agama.
Marawi merupakan kota di selatan Filipina, yang terletak di Pulau Mindanao. Penghuni pulau tersebut mayoritas beragama Islam. Kini, di kota tersebut tengah hidup kelompok militan yang menamakan diri Maute. Kelompok ini terafiliasi dengan ISIS.
Belakangan kelompok itu membuat teror dan baku senjata dengan militer setempat.
"[Jakarta] terdiri dari berbagai macam suku, agama, kalau di Marawi kan beda," tutur jenderal polisi bintang dua itu.