Polri Tak Kaget 3 WNI Terduga Pelaku Teror Tewas di Filipina

CNN Indonesia
Rabu, 26 Apr 2017 17:52 WIB
Mabes Polri menyebut selama ini telah mengendus keberadaan sejumlah WNI anggota kelompok teror yang berlatih militer di kawasan Filipina selatan.
Mabes Polri menyebut selama ini telah mengendus keberadaan sejumlah WNI anggota kelompok teror yang berlatih militer di kawasan Filipina selatan. (ANTARAFOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri tidak terkejut mendengar kabar tiga WNI tewas pada serangan otoritas bersenjata terhadap kelompok ekstremis Maute di Lanao del Sur, Filipina.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, Polri sebelumnya telah mendapatkan informasi keberadaan sejumlah WNI di provinsi Filipina bagian selatan itu. Mereka disebut datang ke Lanao del Sur untuk menjalani pelatihan terorisme.

"Penemuan paspor tidak mengejutkan kami karena memang beberapa tersangka terorisme di Indonesia pernah berlatih di wilayah Filipina selatan," kata Martinus di Jakarta, Rabu (26/4).
Martinus menuturkan, sejumlah kelompok teror di Indonesia berhubungan dengan kelompok serupa di Filipina, termasuk Maute yang berafiliasi pada ISIS. Bahkan, kata dia, beberapa kelompok radikal di Indonesia juga mendapat pasokan senjata dari kawasan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka melintas ke wilayah Filipina dari Indonesia seperti wilayah yang tidak terjaga. Mereka masuk ke Filipina, di sana ditampung, dilatih oleh militan Abu Sayyaf," ujar Martinus.

Terkait tewasnya tiga WNI di Lanao del Sur, Martinus menyebut kepolisian akan tetap mengambil langkah hukum. Ia berkata, Polri masih menunggu data valid dari pihak militer Filipina.
Sebelumnya CNN Phillipines memberitakan, terdapat 37 korban tewas, termasuk empat warga asing, dalam serangan terakhir militer Filipina ke kawasan Lanao del Sur.

Serangan darat dan udara terhadap kelompok itu dimulai pada 22 April di Barangay Gacap, kata Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano.

Di antara puluhan orang tewas itu adalah anggota kelompok Maute setempat dan tiga orang WNI beserta satu warga Malaysia yang pernah menjadi anggota Jamaah Islamiyah, kelompok teror yang sempat aktif di Indonesia dan terkait dengan bom Bali 2002.

Otoritas menemukan bendera dengan simbol ISIS, senapan dan granat. Selain itu, ada pula bahan baku bom, telepon genggam dan seragam loreng, kata Letnan Jenderal Carlito Galvez.

Dia juga mengatakan turut menemukan paspor seorang warga Indonesia dalam kesempatan tersebut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER