Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Ronny F Sompie, menyatakan akan mengawasi tujuh warga negara Indonesia yang menjadi buronan pasca bentrokan militer dengan Maute, kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi.
Ronny berkata, pengawasan oleh pihaknya ini dilakukan dengan pencegatan ketujuh buronan di sejumlah tempat perbatasan seperti bandara, pelabuhan, maupun pos lintas batas.
"Kalau ada permintaan dari instansi terkait, baru kami masukkan ke sistem informasi keimigrasian untuk memudahkan pencegatan," ujar Ronny di Gedung Ditjen Imigrasi, Jakarta, Rabu (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pencegatan ini baru bisa dilakukan jika ada permintaan dari instansi seperti polisi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), maupun Kementerian Luar Negeri.
Mantan Kapolda Bali ini mengatakan, bukan hal mudah mengawasi tiap warga negara Indonesia yang terbang ke Filipina. Apalagi mereka semakin dimudahkan dengan pemberlakuan bebas visa kunjungan di negara-negara ASEAN.
"Kami perlu buat data melalui sistem informasi keimigrasian untuk mencocokkan jumlah warga Indonesia di Filipina. Baru kami bisa kerja sama dengan imigrasi Filipina untuk mengetahui perjalannnya," katanya.
Sementara terkait temuan dua paspor milik warga negara Indonesia di Marawi, Ronny berkata pihaknya masih melakukan verifikasi. Dua paspor itu disebut diterbitkan di Bandung, Jawa Barat.
"Kami masih mendalami dua paspor yang ditemukan di Marawi. Cuma sampai saat ini kami belum mendapatkan data lebih rinci. Nanti akan kami kabarkan," ujar Ronny.
Kepolisian Filipina sebelumnya memasukkan nama tujuh WNI ke dalam daftar pencarian orang (DPO) karena diduga terlibat dalam bentrokan militer dengan Maute.
Ketujuh orang itu adalah Al Ikhwan Yushel, Yayat Hidayat Tarli, Anggara Suprayogi, Yoki Pratama Windyarto, Moch. Jaelani Firdaus, Muhamad Gufron, dan Muhammad Ilham Syahputra.
Ketujuh orang tersebut masuk ke Filipina sejak November 2016 hingga April lalu. Namun kini, kepolisian belum mengetahui keberadaan pasti mereka.