Polres Libatkan Densus Selidiki Ledakan Gas KUA Sidareja

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2017 02:15 WIB
Polres Cilacap melibatkan Densus 88 dalam penyelidikan kasus peledakan tabung gas di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sidareja, Jawa Tengah.
Anggota polisi melakukan pengamanan di lokasi peledakan di depan KUA Sidareja, Cilacap. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Resor Cilacap melibatkan Detasemen Khusus (Densus) 88 dalam penyelidikan kasus peledakan tabung gas di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sidareja, Jawa Tengah.

"Kami sudah koordinasikan dengan tim dari Densus untuk menjajaki kemungkinan adanya kaitan dengan kelompok-kelompok atau jejaring tertentu," kata Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Yudho Hermanto di Kantor Kepolisian Sektor Sidareja, Cilacap, Kamis (6/7) seperti dikutip dari Antara.

Selain Densus, Tim Inafis Badan Reserse Kriminal Mabes Polri telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan di depan KUA Kecamatan Sidareja tersebut. Sebuah tabung gas meledak di depan KUA Sidareja pada hari Rabu (5/7) pukul 03.00 WIB

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam olah TKP yang digelar di lokasi ledakan, Kamis, Tim Inafis yang terdiri lima orang dan dibantu tujuh personel Laboratorium Forensik Cabang Semarang berupaya mengumpulkan barang bukti di lokasi.

"Temuannya masih dalam proses. Yang jelas, Tim Inafis akan memaksimalkan peralatan dari Jakarta untuk mencari sidik jari yang kemungkinan tertinggal di TKP, baik itu dari barang bukti yang sudah dikumpulkan maupun di sekitar lokasi," kata Yudho.

Menurut dia, pihaknya masih mendalami adanya faktor kesengajaan dalam peledakan menggunakan tabung gas ukuran 3 kilogram di depan KUA Sidareja itu.

Ia mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya batu baterai maupun rangkaian kabel yang dijadikan sebagai detonator untuk meledakkan tabung gas tersebut.

Dia menduga peledakan tabung gas tersebut dilakukan secara manual karena pihaknya menemukan sisa obat nyamuk bakar yang diduga digunakan sebagai detonator.

"Berdasarkan informasi dari Labfor, tidak ada benda lain seperti paku dan sebagainya, yang ada hanya serpihan tabung yang meledak. Kalau bahan peledaknya, kami masih menunggu informasi lebih lanjut," katanya.

Menurut dia, ledakan yang terjadi di depan KUA Sidareja termasuk "low explosive" atau berdaya ledak rendah dengan radius pecahan atau serpihan tabung gas sekitar 35 meter.

Terkait dengan penyelidikan terhadap kasus ledakan tersebut, dia mengatakan pihaknya hingga saat ini telah memeriksa 17 orang saksi.

"Empat orang dari KUA Sidareja dan 13 orang lainnya masyarakat sekitar," katanya.

Alamat Fiktif

Yudho mengatakan pihaknya hingga saat ini belum bisa mengidentifikasi pelaku peledakan tabung gas di depan KUA Sidareja.

Terkait dengan tulisan pesan mengenai kekecewaan terhadap salah seorang ulama di Cirebon, dia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah tulisan itu dibuat dan ditinggalkan pelaku atau orang lain.

"Kami sudah menelusuri ke sana [Cirebon], alamatnya fiktif dan orangnya tidak ada," kata Yudho.

Ia menyebutkan ada beberapa motif yang kemungkinan mendasari aksi peledakan tabung gas tersebut. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya mengungkap kasus peledakan tabung gas itu secepatnya.

"Semua benda yang bisa mengarah pada pelaku akan kami maksimalkan, baik itu CCTV maupun benda lainnya di sekitar tempat kejadian perkara," katanya.

"Kami sudah koordinasikan dengan tim dari Densus untuk menjajaki kemungkinan adanya kaitan dengan kelompok-kelompok atau jejaring tertentu," kata Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Yudho Hermanto di Kantor Kepolisian Sektor Sidareja, Cilacap, Kamis (6/7) seperti dikutip dari Antara.

Selain Densus, Tim Inafis Badan Reserse Kriminal Mabes Polri telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan di depan KUA Kecamatan Sidareja tersebut. Sebuah tabung gas meledak di depan KUA Sidareja pada hari Rabu (5/7) pukul 03.00 WIB.

Dalam olah TKP yang digelar di lokasi ledakan, Kamis, Tim Inafis yang terdiri lima orang dan dibantu tujuh personel Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Semarang berupaya mengumpulkan barang bukti di lokasi.

"Temuannya masih dalam proses. Yang jelas, Tim Inafis akan memaksimalkan peralatan dari Jakarta untuk mencari sidik jari yang kemungkinan tertinggal di TKP, baik itu dari barang bukti yang sudah dikumpulkan maupun di sekitar lokasi," kata Yudho.

Menurut dia, pihaknya masih mendalami adanya faktor kesengajaan dalam peledakan menggunakan tabung gas ukuran 3 kilogram di depan KUA Sidareja itu.

Ia mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya batu baterai maupun rangkaian kabel yang dijadikan sebagai detonator untuk meledakkan tabung gas tersebut.

Dia menduga peledakan tabung gas tersebut dilakukan secara manual karena pihaknya menemukan sisa obat nyamuk bakar yang diduga digunakan sebagai detonator.

"Berdasarkan informasi dari Labfor, tidak ada benda lain seperti paku dan sebagainya, yang ada hanya serpihan tabung yang meledak. Kalau bahan peledaknya, kami masih menunggu informasi lebih lanjut," katanya.

Yudho mengatakan ledakan yang terjadi di depan KUA Sidareja termasuk low explosive atau berdaya ledak rendah dengan radius pecahan atau serpihan tabung gas sekitar 35 meter.

Terkait dengan penyelidikan terhadap kasus ledakan tersebut, dia mengatakan pihaknya hingga saat ini telah memeriksa 17 orang saksi.

"Empat orang dari KUA Sidareja dan 13 orang lainnya masyarakat sekitar," katanya.

Alamat Fiktif

Sejauh ini,  kata Yudho, pihaknya belum bisa mengidentifikasi pelaku peledakan tabung gas di depan KUA Sidareja.

Terkait dengan tulisan pesan mengenai kekecewaan terhadap salah seorang ulama di Cirebon, dia mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan apakah tulisan itu dibuat dan ditinggalkan pelaku atau orang lain.

"Kami sudah menelusuri ke sana [Cirebon], alamatnya fiktif dan orangnya tidak ada," kata Yudho.

Ia menyebutkan ada beberapa motif yang kemungkinan mendasari aksi peledakan tabung gas tersebut. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya mengungkap kasus peledakan tabung gas itu secepatnya.

"Semua benda yang bisa mengarah pada pelaku akan kami maksimalkan, baik itu CCTV maupun benda lainnya di sekitar tempat kejadian perkara," katanya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER