Pelaku Sempat Survei Lokasi Pemasangan Bendera ISIS

CNN Indonesia
Minggu, 09 Jul 2017 15:58 WIB
Pelaku sempat melakukan survei lokasi pada 2 Juli lalu ketika mengantar neneknya ke pasar dengan sepeda motor milik tantenya.
Pelaku sempat melakukan survei lokasi pada 2 Juli lalu ketika mengantar neneknya ke pasar dengan sepeda motor milik tantenya. (Dok. Istimewa).
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menyatakan pelaku yang memasang bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama, Ghilman Omar Harridhi, telah merencanakan aksinya satu hari sebelum peristiwa. Ia melakukan survei lokasi pada 2 Juli lalu ketika mengantar neneknya ke pasar dengan sepeda motor milik tantenya.

"Kemudian, setelah dirasa sepi dan aman pada tanggal 3 Juli 2017 sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku memasang sendiri bendera ISIS," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto melalui keterangan tertulis, Minggu (9/7).

Pelaku juga meletakkan surat ancaman yang sebelumnya sudah dibuat sejak berangkat dari rumah. Dalam melakukan aksinya, pelaku terinspirasi salah satu pentolan ISIS di Indonesia Aman Abdurrahman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti disampaikan Rikwanto, Ghilman berpendapat pembuatan surat juga terinspirasi dari buku karangan Aman. "Kemudian, dia buat sendiri di rumahnya pada 2 Juli 2017," kata Rikwanto.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pelaku pemasangan bendera ISIS bertujuan memberi peringatan kepada seluruh aparat mengenai haramnya hukum demokrasi.

"Dia juga mengingatkan kepada seluruh aparat bahwa Islam akan berkuasa di dunia dan mendirikan khilafah," terang Rikwanto.

Sebuah bendera berwarna hitam bertuliskan huruf Arab, identik dengan milik ISIS terpasang di depan kantor Polisi Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7). Bendera itu diduga dipasang oleh seorang pengendara motor.

Saat ini, Ghilman telah diamankan pihak berwajib. Ia ditangkap sekitar pukul 21.00 WIB pada Jumat (7/7) di sekitar Jalan H Nurisan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Rikwanto menyebutkan, pelaku mendapatkan pemahaman radikal sejak 2015 lalu lewat grup Telegram bernama Manjanik, Gruroba, UKK, dan Khilafah Islamiyah. Pelaku sendiri berbaiat pada ISIS sejak pertengahan 2017.

"Setelah baiat, kemudian pelaku menyiapkan fisik dengan lari, sit up, push up, dan back up di rumahnya," imbuhnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER