Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Resor Kota Sorong, Papua Barat, menangkap seorang pria yang diduga sebagai pendukung kelompok ISIS akhir pekan lalu.
Pria berinisial A yang bekerja di sebuah hotel ternama di Sorong tersebut ditangkap sekitar pukul 20.00 WIT, Minggu (9/7). Kapolda Papua Barat Brigadir Jenderal Martuani Sormin mengatakan, penangkapan dilakukan Satuan Reskrim dan Intelkam Polres Sorong Kota dari hasil pengembangan yang dilakukan beberapa hari terakhir.
A kini berada dalam pengamanan Polres Sorong Kota untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. Martuani mengatakan saat ini pihaknya sedang mendalami keterlibatan A dan pengaruhnya atas dugaan penyebaran pendukung ISIS di Papua Barat. Termasuk dugaan niat dan keterlibatan A dalam aksi terorisme. Dalam istilah intelijen yang bersangkutan disebut 'sel tidur' atau simpatisan.
"Kami amankan untuk penelusuran lebih lanjut tentang sejauh mana keterpengaruhan dia terhadap kelompok ISIS. Dalam penggeledahan yang dilakukan di rumahnya, kami menemukan lima buku tentang ISIS," kata Martuani di Manokwari, Senin (10/7) seperti dikutip dari
Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ini dibiarkan setidaknya kelompok-kelompok pendukung ISIS akan ada di daerah kita," kata Martuani.
Martuani menerangkan A yang baru berusia 20 itu adalah warga kota Sorong dan memiliki tingkat pendidikan tertinggi di madrasah yang setara SLTA.
Sementara itu, Kapolres Sorong Kota Ajun Komisaris Besar Edfrie R Maith mengatakan, dari A telah diamankan sebuah telepon seluler (ponsel) pintar untuk menayangkan rekaman terkait ajaran ISIS. Rekaman-rekaman itu pun disebutkannya disiarkan lewat media sosial milik terduga simpatisan ISIS tersebut.
Selain telepon genggam polisi juga mengamankan buku-buku yang diduga terkait dengan ISIS.
Ia menyampaikan, guna mengantisipasi penyerangan teroris terhadap markas kepolisian yang terjadi akhir-akhir ini Polres Sorong Kota memperketat keamanan markas.
"Kami menambah pos di pintu masuk Mapolres, memeriksa setiap warga yang masuk, mengantisipasi serangan teroris," ujar Edfrie.