Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian berencana membekali personel polisi lalu lintas dan samapta bhayangkara (sabhara) dengan senjata api.
Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi serangan teror terhadap personel kepolisian di lapangan seperti yang terjadi di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur dan Tuban, Jawa Timur pada beberapa waktu lalu.
"Di daerah rawan yang kami anggap menurut peta intelijen bahwa ini daerah rawan teror, kami ingin melengkapi anggota-anggota itu dengan alat bela diri, di antaranya senjata api," kata Tito di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun mengaku telah berkoordinasi dengan PT Pindad (Persero) untuk pengadaan senjata api ini. Menurutnya, jenis senjata api yang akan digunakan nantinya adalah G2 laras pendek.
Namun begitu, Tito menuturkan, PT Pindad belum dapat memenuhi total senjata api jenis G2 kebutuhan Polri yang diperkirakan sekitar 20.000 unit. Menurutnya, PT Pindad hanya memiliki stok sekitar 5.000 unit saat ini.
Jenderal polisi bintang empat itu pun mengatakan, kekurangan senjata api itu akan diatasi dengan membeli produk luar negeri yang memiliki harga setara produk PT Pindad.
"Kalau untuk anggota lalu lintas kemudian untuk daerah rawan serangan ini, kita bisa berikan kelengkapan senjata produksi dalam negeri paling utama," kata dia.
Sementara itu, Tito menambahkan, anggaran pengadaan senjata api ini akan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.
"Ada budget untuk itu sekaligus juga untuk mendorong industri senjata dalam negeri," kata Tito.
(rah)