Pejalan Kaki Sebut Ada 100 Jalur Tengkorak di Trotoar Jakarta

CNN Indonesia
Senin, 07 Agu 2017 10:09 WIB
Koalisi Pejalan Kaki mencotohkan Jalan Daan Mogot dan Jalan Panjang di Jakarta Barat di mana trotoarnya sangat rawan digunakan untuk pejalan kaki.
Trotoar di Jalan Dewi Sartika yang dinilai tidak ramah untuk pejalan kaki. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Koordinator Koalisi Pejalan Kaki (KoPK) Alfred Sitorus menyebut ada 100 trotoar yang menjadi kawasan rawan untuk pejalan kaki di Jakarta.

Alfred menyebut kawasan Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat merupakan kawasan yang sangat tidak nyaman dan tidak ramah pejalan kaki.

"Jakarta Utara, Timur, dan Barat itu jarang tersentuh pembangunan, trotoarnya tidak nyaman bahkan tidak berwujud,” kata Alfred kepada CNNIndonesia.com, Jumat (4/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan Jalan Panjang dan Jalan Daan Mogot di Jakarta Barat. Sementara di Jakarta Timur ada Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kramat Jati.
"Kami pernah kompilasi ada 100 jalan yang trotoarnya menjadi kawasan tengkorak pejalan kaki, sangat berbahaya," imbuhnya.

Sementara untuk trotoar yang ramah bagi pejalan kaki karena ramah dan nyaman adalah di kawasan Jalan Medan Merdeka di sekitar Monumen Nasional atau di daerah ring 1 dari Istana.

Alfred juga mengatakan, sampai saat ini jumlah trotoar yang bisa dikatakan ramah bagi disabilitas hanya berjumlah kurang dari enam persen dari jumlah trotoar di Jakarta. Hal ini menurutnya sudah diakui oleh Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada.

Alfred menyebut KoPK pernah mengusulkan rencana induk pembangunan trotoar kepada Dinas Bina Marga DKI Jakarta sejak dua tahun lalu. Namun hingga saat ini, tidak ada tanggapan dari Dinas Bina Marga terkait usulan tersebut.
Lewat rancangan tersebut, kata Alfred, KoPK telah mematakan seluruh jalan di Jakarta yang kondisi trotoarnya rusak. Sehingga diharapakan dengan usulan tersebut, pemprov DKI bisa melakukan prioritas pembangunan trotoar di kawasan yang volume pejalan kakinya tinggi.

"Sudah ada rencana induknya mana yang harus jadi skala prioritas, itu bisa dilihat mana trotoar yang volume pejalan kaki banyak dan lebih masif, itu prioritas, semua prioritas tapi dengan kepadatan bisa jadi acuan ketika akan membangun," ujar Alfred.

Menurut Alfred standar trotoar yang nyaman dan ramah itu tidak hanya dilihat dari tidak adanya hambatan yang di trotoar, misalnya pedagang atau tukang ojek. Tetapi juga dilihat dari luasnya trotoar tersebut. Alfred mengatakan ada rumusan tertentu dalam membangun sebuah trotoar yaitu dengan melihat volume pejalan kaki yang biasa melintas.

"Trotoar yang aman dan ramah itu ada rumusnya, bangun trotoar itu ada rumusnya, untuk lebar trotoar bisa dihitung dari jumlah pejalan kakinya," kata Alfred.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER