Selama Polri Tak Terbuka, Kasus Novel Baswedan Tetap Gelap

Marselinus Gual | CNN Indonesia
Selasa, 08 Agu 2017 13:28 WIB
Pintu masuk pengungkapan kasus Novel Baswedan ada pada keterbukaan Polri. Keterbukaan Polri tentang kasus ini adalah kunci kepercayaan publik.
Pintu masuk pengungkapan kasus Novel Baswedan ada pada keterbukaan Polri. Keterbukaan Polri tentang kasus ini adalah kunci kepercayaan publik. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan desakan untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras Novel Baswedan muncul karena kekecewaan publik, terutama akibat lambannya kerja polisi.

"Aspirasi pembentukan Tim Pencari Fakta terkait Novel sudah mengemuka dan menjadi tuntutan sejumlah kelompok masyarakat," kata Hendardi kepada CNNIndonesia.coma di Jakarta, Selasa (8/8).

Hendardi mengatakan desakan ini rupanya tidak disetujui Polri dan memilih kerja sama bersama KPK dengan rencana membentuk tim gabungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jauh Hendardi menilai, selama Polri tidak terbuka maka kerja sama dengan KPK dalam tim gabungan pun belum tentu terwujud, terutama untuk setiap perkembangan hasil penyelidikan.
"Jika Polri terbuka, menjajaki kemungkinan terbentuknya Tim gabungan antara KPK dan Polri sebagaimana digagas Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) dapat saja dilakukan untuk mengungkap teror atas Novel," ucapnya.

Keterbukaan polisi, lanjut mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) aktivis HAM, Munir ini sangat penting agar setiap kendala yang dihadapi bisa diketahui KPK dan publik. Tujuannya, agar tak ada dugaan bahwa polisi tidak serius dalam mengusut kasus yang sudah berjalan hampir lebih dari empat bulan ini.
"Akan sangat baik jika dibahas kemajuan penyelidikan, kendala, dan rencana kerja ke depan sehingga kesulitan Polri misalnya, dapat dipahami KPK," ujarnya.

Jika bergabung dalam satu tim, KPK dan Polri juga harus terbuka kepada masyarakat. Sebab, pintu masuk pengungkapan kasus ini ada pada keterbukaan Polri.

"Keterbukaan Polri pada KPK tentang kasus ini adalah kunci kepercayaan publik," katanya.
Seperti diketahui, sudah lewat tiga bulan penungkapan kasus penyiraman air keras Novel Baswedan belum ada titik terang. Ketika penungkapan ini seperti jalan di tempat, sejumlah pihak mendesak pemerintah membentuk TGPF.

Namun, Kapolri Jenderal Tito Karnavian malah membentuk tim gabungan Polri dan KPK. Hal itu diutarakan Tito usai menghadap Presiden Jokowi beberapa waktu lalu terkait penanganan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu. (osc/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER