'Mertua Sakit Gara-Gara Gagal Berangkat Umrah First Travel'

CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2017 07:17 WIB
Ety kesal dengan First Travel yang berulang kali membohonginya. Gara-gara batal diberangkatkan umrah, mertuanya terkena serangan jantung.
Korban First Travel berharap dana mereka yang telah disetorkan dikembalikan, atau mereka dipastikan dapat diberangkatkan umrah (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pekik Allahu Akbar terdengar di lantai gedung Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (22/8) sore.

"Ayo habis ini kita minta ganti rugi pengembalian uang kita ke mereka (First Travel)," teriak seorang pengunjung sidang yang langsung diamini oleh peserta lainnya.

Pengunjung sidang tersebut, merupakan satu dari sejumlah orang korban penipuan umrah yang dilakukan First Travel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka mendengarkan sidang permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan tiga jemaah umrah First Travel, Hendarsih, Euis Hilda Ria, dan Ananda Perdana.

Dalam sidang itu, Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jhon Tony Hutauruk mengabulkan permohonan PKPU tersebut.

"Mengabulkan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sementara dalam jangka waktu 45 hari. Menimbang debitur yang tidak bisa melunasi utangnya dalam jangka waktu dekat," kata Jhon.
Pengadilan tidak mempailitkan PT First Anugerah Karya Wisata. Selama jangka waktu 45 hari, First Travel diberi kesempatan untuk mencapai kesepakatan terkait pengembalian dana dan jadwal keberangkatan para jemaah. Jika selama 45 hari belum mencapai kesepakatan, penundaan ini bisa diberi tambahan waktu hingga batas maksimal selama 270 hari sejak pembacaan putusan.

Jika kedua belah pihak tidak juga mencapai kesepakatan, maka perusahaan yang bergerak di bidang jasa perjalanan umrah itu akan dinyatakan pailit oleh pengadilan.

Sejumlah korban First Travel menyambut baik putusan itu, tapi sebagian lainnya pesimistis First Travel akan mengembalikan dana mereka atau memberangkatkan mereka ke tanah suci.

Ety Gunarso (52), salah satunya. Dia mengaku terlanjur kecewa dengan First Travel.

"Saya mau senang bagaimana, saya sudah gagal (umrah) dan mertua saya masuk rumah sakit juga karena ini (gagal umrah)," kata Ety Gunarso (52) saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.

Ety kesal dengan perusahaan yang berdiri sejak tujuh tahun lalu itu.

Dia bercerita, First Travel berulang kali membohonginya. Awalnya dia dijanjikan berangkat pada April 2016. Bahkan ketika itu, dia bersama suami dan mertuanya sudah hampir memesan mobil untuk berangkat ke Bandara setelah disebut akan diberangkatkan pada April 2016 itu.

"Iya waktu itu katanya bisa berangkat April, kami semua sudah siap koper, mau berangkatlah ini, eh dihubungi lagi ternyata batal," kata dia.

Pembatalan keberangkatan itu diakui Ety bukan terjadi sekali atau dua kali. Sebelum April 2016, Ety juga ditawarkan akan berangkat pada November 2015. Namun dibatalkan.

Pembatalan terjadi karena PT First Travel mengaku ada kendala teknis sehingga keberangkatannya harus ditunda terlebih dahulu.

"Mereka sebut visanya ditolak segala macam, tapi gagal berangkat, yang paling saya ingat itu April tahun lalu, karena mertua langsung kena serangan jantung," kata dia.

Enam hari lebih, kata Ety, sang mertua dilarikan ke Rumah Sakit. Hal itu, kata Ety, membuatnya tak percaya dengan First Travel. Sejak itu, dia meminta uangnya dikembalikan.
Sayang, proses permintaan pengembalian dana tak berjalan mulus. Hingga perusahaan tersebut santer dibicarakan media dengan tuduhan penipuan umrah, uangnya belum juga kembali.

"Habis yang April itu saya mengajukan refund, tapi sampai sekarang saya enggak tau hasilnya gimana, uang saya belum kembali, mertua saya masuk rumah sakit, mahal juga biayanya," kata dia.

Berangkat Mendadak

Berbeda dengan Ety, Lukita--bukan nama sebenarnya, korban First Travel lainnya sedikit lebih beruntung. Setelah selama hampir enam bulan diberi harapan palsu dengan janji akan diberangkatkan, dia akhirnya diberangkatkan.

Pada April 2016, Lukita berangkat ke tanah suci. Namun, masalah muncul setelah Lukita pulang Umrah.

Lukita protes, karena jumlah hari di Tanah Suci dipangkas secara sepihak, oleh First Travel. Semula biro perjalanan umrah ini menjanjikan akan melakukan kegiatan di Jeddah selama sembilan hari.

"Tapi pas sampai sana waktu kita ternyata cuma enam hari," kata dia.

Waktu itu, Lukita dikabari tiga jam sebelum berkumpul di Bandara Soekarno Hatta. Tepat pukul lima sore, Lukita ditelpon untuk segera berkumpul di Bandara paling lambat jam delapan malam.

"Padahal kondisinya waktu itu saya masih bekerja, langsung saya pulang dan lari-lari. Jam delapan sampai ke Bandara, eh ternyata kita flight jam lima pagi besoknya," kata dia.

Kata Lukita, dia diberangkatkan, karena dia mendesak First Travel secara terus menerus, setelah melakukan pelunasan pada 2015.

Lukita harusnya sudah bisa berangkat pada Oktober 2015, tapi First Travel kemudian melakukan pembatalan secara sepihak.

"Iya waktu itu saya terus cecar, saya tanya kapan berangkat, akhirnya April itu saya berangkat, meskipun saya dikabari benar-benar last minute," kata dia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER