Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono menyatakan, pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi
Novel Baswedan, mengalami kemajuan. Bahkan menurutnya, pihaknya telah membuat ruangan untuk koordinasi dengan KPK untuk memantau perkembangan pengusutan kasus tersebut.
“Kami sudah lakukan (penyidikan), tidak benar polisi tidak melakukan. Setiap kegiatan ada progres,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/8).
Menurut Argo penyidikan kasus Novel dilakukan dengan metode induktif. Meskipun sampai saat ini belum ditemukan penyiram air keras ke wajah Novel.
“Kira-kira motif apa atau dalam pekerjaannya apa yang kita lakukan penyelidikan,” kata Argo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, penyidik telah memeriksa saksi yang pertama kali memindahkan cangkir yang digunakan pelaku untuk menyiram wajah Novel. Cangkir itu dipindahkan menggunakan kain ke rumah
Novel Baswedan.
Sejak kejadian itu, cangkir tersebut diamankan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) sebagai barang bukti. Kepolisian mengaku sidik jari pada cangkir itu telah hilang. Oleh karena itu penyidik membutuhkan waktu untuk memeriksa cangkir tersebut.
Istri Novel, Rina Emilda, juga telah menulis surat agar dapat diterima bertemu Presiden Joko Widodo. Surat itu telah dikirim ke Istana Presiden pada 21 Agustus. Dia telah meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno agar pertemuan dilakukan pada pekan ini, namun hingga kini belum ada jawaban.
"Tadi siang saya kembali tanya ke Pak Pratikno tapi kami belum dapat jawaban apa-apa," kata Emil di kediaman Novel, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8).
Emil juga mendesak Jokowi membentuk TPGF meski Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah berkata siap membongkar kasus tersebut.
"Harapannya adalah agar segera ada perhatian bapak Presiden membentuk TGPF agar bisa melihat fakta-fakta penyiraman air keras ini secara objektif," kata Emil, istri
Novel Baswedan pada kesempatan terpisah.