Pelapor Menuding Jonru Sebagai Sosok yang SARA Akut

CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2017 05:45 WIB
Dalam pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, pelapor menyebutkan Jonru Ginting sebagai sosok yang kerap menulis segala persoalan dikaitkan dengan sentimen SARA.
Ilustrasi upaya melawan segala sentimen SARA yang mengacukan situasi di tengah masyarakat. (Antara/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Muannas Alaidid telah diperiksa penyidik Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya terkait laporannya soal akun media sosial atas nama Jonru Ginting dengan tuduhan dugaan ujaran kebencian yang menyinggung suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), Senin (4/9). 

Dalam pemeriksaan yang menghabiskan masa sekitar delapan jam itu, Muannas mengaku mendapatkan 14 pertanyaan terkait barang bukti yang dibawanya untuk laporan tersebut. 


Dari bukti-bukti tersebut, Muannas menyebut Jonru sudah SARA akut atau selalu mengaitkan segala persoalan dengan pernyataan yang bersentimen SARA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia (Jonru) ketika membahas satu masalah yang ditarik adalah etnis dan SARA-nya. Maka itu SARA akut," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin malam.

Pelapor Menuding Jonru Sebagai Sosok yang SARA AkutMuannas Alaidid .(CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Dalam keterangan yang diberikannya kepada penyidik, Muannas mengaku pertanyaan terkait pada barang bukti yang dinilai sebagai bentuk ujaran kebencian atau hate speech.  Beberapa barang bukti tersebut, Muannas mengatakan, terkait unggahan yang bersinggungan dengan etnis. 

"Soal masalah postingan (unggahan) yang bernada adu domba sentimen etnis misalnya '1945 Indonesia dijajah Belanda dan Jepang, 2017 Indonesia dijajah China' Menurut kami itu adalah sentimen bagi etnis tertentu," ucapnya. 

Selanjutnya, Muannas mengatakan, barang bukti terkait dengan sentimen agama yang menyebutkan penjajah Indonesia adalah non-Muslim. Padahal banyak pahlawan yang merupakan non-Muslim turut serta dalam meraih kemerdekaan. 

Selain itu, barang bukti pun terkait sentimen pada individu tertentu. Muannas mencontohkan, unggahannya yang menuduh seorang ulama besar seperti Quraish Shihab yang menjadi imam di hari Idul Fitri lalu. Dia mengajak supaya umat Muslim tidak beribadah di Istiqlal karena Shihab menjadi imam saat itu. 

Dan terakhir, Muannas mengatakan, terkait dengan sentimen terhadap Presiden RI Joko Widodo yang menyebutkan asal-usul sang kepala negara.

"Ini sentimen SARA-nya sudah akut, mengadu dombanya sudah luar biasa maknanya. Kami minta supaya negara harus turun karena terjadi pembiaran dari 2014 sampai 2017. Kami mendesak Menkominfo dan harapan kepada Polri melalui penegakan hukum supaya melakukan pemblokiran terhadap akun-akun seperti itu," ucapnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER