Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil Survei Saiful Mujani Reasearch and Consulting (SMRC) mengungkap bahwa sebagian besar masyarakat mengangap isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai isapan jempol belaka. Isu ini dinilai hanya sebagai komoditas politik.
Direktur Program SMRC, Sirojudin Abbas menyebut, isu kebangkitan PKI dianggap warga sebagai isu yang tanpa ada bukti nyata.
Dalam surveinya, sebanyak 86,8 persen warga tidak setuju anggapan PKI kembali bangkit saat ini. Namun, ada 12,6 persen responden yang setuju dengan isu itu, dan 0,6 persen warga mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Warga menganggapnya sebagai sesuatu yang mengada-ada,” kata Abbas, di Jakarta Pusat, Jumat (29/9).
“Dari sini bisa ditarik kesimpulan, karena warga pada dasarnya tidak percaya PKI muncul, jadi apa pun alasannya mereka tidak percaya,” tambahnya.
Sebanyak 36,9 persen menyatakan PKI sedikit sudah jadi ancaman, 15,5 persen menyebut itu belum jadi ancaman, dan 1,5 persen percaya kebangkitan PKI tidak akan jadi ancaman bagi negara. Sebanyak 6,2 persen warga tidak menjawab atau tidak tahu.
Survei tersebut, lanjut Sirojudin, juga menemukan kaitan antara keadilan sosial dan ancaman PKI.
Hanya ada 25 persen yang setuju jika kebangkitan PKI tidak jadi ancaman saat keadilan sosial berjalan dengan baik. Sebanyak 36,6 persen warga menyatakan tidak setuju ada kaitan keadilan sosial dan ancaman PKI.
Oleh karena itu, lanjut dia, jika ada satu golongan yang menggunakan isu kemunculan PKI sebagai alat politik, maka itu sangat tidak etis. Sebab, hampir sebagian besar warga tak merasakan adanya unsur PKI yang menggerogoti keutuhan NKRI.
“Jika isu PKI digunakan satu golongan untuk memperkuat basis politik dengan melemahkan lawan, ini tidak akan ada pengaruhnya,” ia menyimpulkan.
Survei ini sendiri dilakukan pada tanggal 3 sampai 10 September 2017 dan melibatkan 1.220 responden yang dipilih dengan menggunakan metode
multistage random sampling atau responden dipilih secara acak untuk seluruh populasi Indonesia yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah.
Diberitakan sebelumnya, isu kebangkitan PKI jadi salah satu unsur utama Aksi 299. Seperti dikatakan Imam Besar FPI RIzieq Shihab dalam orasinya, kebangkitan komunis nyata di dalam pemerintahan, adanya penyebaran buku-buku dan perubahan kurikulum yang menghapus sejarah PKI dari buku pelajaran.