Jakarta, CNN Indonesia -- Pengungsi yang berada di desa yang termasuk aman dari Gunung Agung diimbau untuk kembali ke desa masing-masing. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, ada 73 ribu pengungsi yang sebetulnya berasal dari desa yang aman.
"Warga yang berada di kawasan aman ikut mengungsi padahal seharusnya tidak mengungsi. Untuk itu, kembali saya mengingatkan hanya warga pada 27 desa yang masuk KRB saja yang harus mengungsi, dan mengimbau agar warga di 51 desa aman untuk kembali ke asalnya," ucap Gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Singaraja, seperti dilansir Antara, Sabtu (30/9).
Sampai pukul 18.00 WITA hari ini, data jumlah pengungsi mencapai 143.798 jiwa. Mereka menempati 471 titik pengungsian.
Gubernur Pastika menginstruksikan aparat desa di kawasan pos pengungsian untuk mendata tempat-tempat strategis di daerahnya guna memindahkan pengungsi ke tempat yang lebih layak. “Pengungsi akan lebih layak apabila tinggal di balai banjar (balai dusun), wantilan, ataupun GOR dibanding harus tinggal di tenda-tenda,” katanya saat mengunjungi sejumlah pos pengungsian di desa-desa, di Singaraja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, dengan pemindahan pengungsi ke tempat yang lebih layak, selain kesehatannya lebih terjamin, juga memudahkan dalam distribusi logistik dan pelayanan kesehatan serta pengelolaan dapur umum secara mandiri.
"Sekarang sudah bisa memikirkan jangka panjang. Berapa di situ punya balai banjar, balai serbaguna, GOR kalau ada, termasuk wantilan pura. Yang dalam tenda berangsur-angsur kita pindahkan ke gedung biar lebih nyaman, lebih sehat, lebih gampang dan biarkan mereka masak masing-masing, kita tinggal drop bahan-bahannya," ujarnya.
Untuk memudahkan distribusi bantuan, aparat di masing-masing desa lokasi posko pengungsi juga diminta membuatkan kartu identitas pengungsi. Kartu identitas ini berisi informasi nama, alamat, dan nama keluarga yang menjadi tanggungannya. Hal ini merupakan langkah antisipasi dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran, termasuk untuk mengambil logistik, maupun pelayanan kesehatan.
Sementara aktivitas Gunung Agung sendiri sampai pukul 18.00 WITA hari ini, telah terjadi 73 gempa vulkanik dangkal, 147 gempa vulkanik dalam, dan 7 gempa tektonik lokal. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 12 kilometer dari kawah Gunung Agung di Karangasem, Bali.
Untuk memberikan peringatan jika Gunung Agung meletus, BNPB memasang enam sirine di enam titik di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung. Keenam titik itu adalah Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang.
Sutopo dalam keterangannya mengatakan tujuan pemasangan sirene ini adalah memberikan peringatan tanda bahaya dari letusan Gunung Agung kepada masyarakat. Sirene tersebut bukan sebagai bentuk peringatan dini untuk mendeteksi gunung akan meletus, tapi hanya untuk menginformasikan kepada masyarakat akan adanya bahaya.
Bunyi sirene tersebut mampu menjangkau radius hingga 2 kilometer. Namun, jangkauannya bisa makin luas tergantung tiupan angin. (baca:
BNPB Pasang Enam Sirene Peringatan Gunung Agung Meletus)
Ribuan Warga Bali Gelar Doa BersamaRibuan masyarakat Bali dan personel Kodam IX/Udayana menggelar doa bersama demi keselamatan dari erupsi Gunung Agung. Doa lintas agama itu dilakukan di lapangan Bazra Sandhi Renon, Denpasar.
"Doa bersama lintas agama ini bertujuan untuk keselamatan bencana Gunung Agung," kata Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Komaruddin, seperti dilansir Antara, Sabtu (30/9).
Pemuka agama Hindu, Islam, Katolik, Kristen Protestan, Buddha, dan Kong Hu Cu memimpin doa bersama secara bergiliran.
"Kita tahu sekarang banyak berita-berita bohong atau hoax, yang seharusnya kalau dikatakan maksimal itu 70 ribu pengungsi, tapi sekarang sudah 144 ribu, jadi meningkat terus," katanya.
Komaruddin mengatakan TNI sendiri sudah siap membantu pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana Gunung Agung.
Saat ini, TNI sudah membuat sejumlah tenda, dapur lapangan dan mengirim anggotanya untuk berpatroli mengamankan wilayah yang ditinggalkan oleh warganya.