Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku kecolongan dengan pesta komunitas gay di T1 Spa, Harmoni, Jakarta Pusat, pekan lalu. Pengawasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya dilakukan sekali setahun.
"Ya, kecolongan dong. Itu kan berarti melanggar izin, maka seperti itu disamping pidana, dicabut (izinnya) dan tidak boleh lagi digunakan dengan usaha sejenis," kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/10).
Djarot mengaku, Dinas Pariwisata Pemprov DKI sebenarnya melakukan pengawasan berkala setiap setahun sekali pada tempat-tempat hiburan semacam ini. Pengawasan tersebut guna memastikan penyelenggaraan usaha sesuai dengan izin yang diberikan. Namun, pengawasan ini tak cukup.
"Ketika pengawas masuk, mereka (berperilaku) seperti dengan izin. Begitu pengawasan sudah selesai, dua-tiga hari kembali lagi aslinya," ucap dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut bahwa pengawasan yang paling efektif sebenarnya ada di tangan warga sekitar. Sebab, warga dapat memantau segala aktivitas di lokasi tersebut selama 24 jam. Warga pun dapat melapor apabila diduga ada penyimpangan kegiatan di suatu lokasi.
Sebelumnya, pada Jumat (6/10) pukul 22.00 WIB, anggota Reserse dan Kriminal Polres Jakarta Pusat, menggerebek T1 Spa di Ruko Plaza Harmoni Blok A No 16-17 Jl Suryo Pranoto, Gambir, Jakarta Pusat.
Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan 51 pria yang ikut dalam acara yang diduga pesta gay. Dari puluhan orang itu, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus prostitusi gay.