Jakarta, CNN Indonesia -- Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa hampir dipastikan bertarung di pemilihan kepala daerah Jawa Timur 2018 setelah dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu secara terbuka menyatakan maju dalam pencalonan kursi gubernur.
Khofifah sudah berulang kali mewacanakan niatnya kembali maju di Pilgub Jatim. NasDem dan Partai Golkar juga telah menyatakan dukungan kepada Menteri Sosial.
Di sisi lain, Saifullah sudah resmi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan PKB. Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu bahkan sudah mendapat pendampingnya, Abdullah Azwar Anas, yang diplot sebagai bakal calon wakil gubernur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain fokus pada mencari dukungan, basis suara di dalam Pilgub Jatim juga merupakan suatu hal yang sangat krusial. Penguasaan basis suara yang terbilang heterogen bisa menjadi penentu siapa yang menang dalam Pilkada.
Dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga Hari Fitrianto mengatakan, secara umum basis pemilih kawasan Jatim dikelompokan menjadi tiga, yakni Tapal Kuda yang meliputi daerah Probolinggo hingga Madura; Mataraman meliputi Tulungagung hingga Banyuwangi; dan Arek meliputi Surabaya hingga Malang.
"Ketiga kawasan itu memiliki aliran politiknya masing-masing. Tapal Kuda merupakan basis pemilih berlatar santri, Mataraman berlatar abangan atau nasionalis, dan Arek berlatar pemilih rasional,” ujar Hari kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (16/10).
Dari wilayah-wilayah tersebut, Hari menyebut Gus Ipul dan Khofifah akan bersaing ketat di wilayah Tapal Kuda, mengingat keduanya dikenal dekat dengan kalangan santri, khususnya santri yang berafiliasi dengan NU.
Meski bersaing ketat, Hari meyakini tensi dan dinamika politik di Tapal Kuda akan berjalan normal. Kalangan santri NU, kata dia, memiliki pandangan yang moderat.
“Perbedaan afiliasi politik bagi kalangan NU merupakan hal yang biasa,” ujarnya.
Imbas persaingan suara yang ketat di Tapal Kuda membuat penguasaaan basis suara di Mataraman dan Arek menjadi penentu Pilkada Jatim. Para bakal calon harus bekerja ekstra untuk menguasai dua kawasan itu.
 Khofifah diyakini tak akan kesulitan menggaet suara di wilayah Arek. (CNN Indonesia/Gilang Fauzi) |
Untuk menguasai Mataraman, Hari menyebut, para bakal calon harus memanfaatkan mesin parpol yang beraliran nasionalis. Keberhasilan menggaet partai besar beraliran nasionalis, seperti PDI Perjuangan dan Gerindra bisa menjadi solusi menguasai kawasan itu.
Di luar mesin partai, figur politikus nasionalis juga bisa menjadi mesin pengeruk suara di kawasan Mataraman. Ia menyebut, Gubernur Jatim Soekarwo alias Pakde Karwo yang dikenal nasionalis dan tidak maju lagi dalam Pilkada Jatim, bisa dijadikan alternatif menguasai kawasan Mataraman.
Sementara untuk kawasan Arek, para calon bisa memanfaatkan media sosial sebagai alat meyakinkan pemilih. Pasalnya, pemilih di wilayah Arek merupakan pemilih yang rasional dan baru yang notabene lebih maju secara politik.
“Itu bisa efektif mendekati kalangan pemilih-pemilih rasional dan pemilih muda,” ujar Hari.
Wakil Jadi Kunci
Faktor lain yang akan mempengaruhi kemenangan para calon adalah kejelian dalam memilih wakil. Sosok Azwar Anas dinilai bisa melengkapi Gus Ipul. Ketua Umum
Megawati Soekarnoputri menyebut Azwar adalah
representasi kaum millenial. Dalam catatannya, Azwar pernah menjadi salah satu anggota MPR termuda periode 1997-1999. "Dia ini benar-benar menjalankan Trisakti Bung Karno. Dulu saya bolak-balik Banyuwangi gitu-gitu saja tidak ada kemajuan. Sekarang sudah ada enam flight kesana," kata Mega.
Azwar juga tercatat berhasil menurunkan kemiskinan Banyuwangi menjadi 8,7 persen.Melihat sederet prestasi Azwar itu, Megawati pun mengungkap kalau pria ini bisa menjadi pasangan yang tepat untuk Gus Ipul.
Jika Gus Ipul sudah punya pasangan dan didukung dua partai besar di Jatim, Khofifah belum menentukan siapa yang akan mendampinginya.
Kepada Khofifah, Hari menyarankan agar mencari bakal calon Wakil Gubernur Jatim yang memiliki karekter abangan jika ingin menang dalam Pilkada Jatim.
Abangan merujuk pada golongan yang menerapkan ajaran Islam secara lebih sinkretis. Sosok abangan itu, menurut Hari, bisa mewakili suara dari kalangan nasionalis di Mataraman yang saat ini masih belum dikuasai oleh pasangan Gus Ipul-Anas.
Keberadaan sosok abangan juga akan menopang suara sebagian kalangan santri yang sudah bisa dikuasai oleh Khofifah.
Sebagai Menteri Sosial sekaligus Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah juga diyakini tak akan kesulitan menggaet suara dari kalangan rasional yang ada di wilayah Arek.
Dengan situasi demikian, Hari mengatakan Khofifah sebaiknya fokus mencari calon pendamping yang merepresentasikan kalangan abangan atau nasionalis.
“Khofifah ini memiliki basis massa yang cukup kuat di kalangan Muslimat dan itu jumlahnya juga sangat banyak di wilayah Jawa Timur. Jadi tinggal bagaimana Khofifah memanfaatkan peluang absennya calon dari representasi orang abangan atau nasionalis,” ujar Hari.
 Saifullah Yusuf telah memastikan maju bersama Abdullah Azwar Anas di Pilgub Jawa Timur 2018. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru) |
Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi Kusman menyarankan Khofifah menggandeng politikus muda berprestasi berlatar nasionalis yang dekat dengan kalangan santri.
Menurutnya, sosok itu akan sangat membantu Khofifah untuk memperoleh dukungan pemilih di Martaraman dan Arek. Serta membantunya menjaga suara santri di wilayah Tapal Kuda.
“Jadi, Arek sama Mataraman ini kemudian ditentukan oleh sosok calon wakil gubernur yang akan dirangkul Khofifah,” ujar Airlangga kepada CNNIndonesia.com.