Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) menggelar aksi dengan tuntutan menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Perppu Ormas) atau Aksi 2410, Selasa (24/10), di depan Gedung DPR/MPR.
Mereka beraksi ketika anggota dewan tengah menggelar Rapat Paripurna DPR dengan agenda pengesahan Perppu Ormas menjadi Undang-undang.
Massa yang beratribut didominasi warna putih khas Aksi 212 mulai berdatangan di depan kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pria maupun wanita, tua dan muda. Klaim jumlah pesertanya, sesuai izin keramaian yang diajukan atas nama Presidium Alumni 212, adalah 6.000 pendemo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa sebenarnya alasan warga ikut berdemo dalam agenda kali ini?
Salah seorang peserta Aksi, Muhammad Ali (36), mengaku ikut turun ke jalan untuk menolak Perppu Ormas. Ia mengaku telah mengikuti aksi serupa, mulai dari Aksi 212 di tahun 2016, hingga aksi 299 pada September 2017.
"Saya ikut terus. Karena saya lihat Pemerintah sudah merugikan umat dengan segala macam kebijakannya ini," ujar Ali, yang ditemui di depan gedung DPR/MPR saat mengikuti aksi.
Ali, yang merupakan pemilik sebuah konter pulsa ini, mengaku mengajak 10 orang temannya untuk mengikuti aksi kali ini. Ia bahkan secara sukarela membuat alat peraga demonstrasi sejak semalam dan datang ke depan Gedung DPR sejak pagi.
Pria yang juga aktif di majelis pengajian di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, tersebut mengaku menentang Perppu Ormas karena menuruti pesan salah satu Ustadz di pengajiannya itu.
Lebih lanjut, Andri mengatakan bahwa Perppu ormas telah merugikan umat Islam. Ia menentang pemerintah yang mengatur sewenang-wenang kebebasan organisasi Islam untuk tumbuh di Indonesia.
"Gara-gara Perppu ini HTI mau dibubarkan, ini sama aja pemerintah gak pro-Islam," cetus dia.
Senada dengan Ali, Andini (23), seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Depok, mengaku telah mengikuti dua kali aksi serupa. Yang pertama dilakukan saat Aksi 299, September lalu.
Wanita yang aktif di salah satu organisasi keagamaan di kampusnya ini mengaku mengajak 5 orang sahabatnya untuk mengikuti aksi ini. Ia datang sejak pagi ke Jakarta menggunakan kereta api Commuter Line.
Alasan keikutsertaannya adalah karena ia menentang disahkannya Perppu Ormas yang dinilai meruntuhkan demokrasi di Indonesia. Andini juga menggarisbawahi bahwa ia tak mempermasalahkan siapa penyelenggara demo. Baginya, yang terpenting adalah kesamaan pandangan.
"Saya enggak lihat siapa yang selenggarakan aksi ini. Enggak pandang dia FPI, HTI, atau siapapun, namun Perppu Ormas ini menurut saya sudah mengancam demokrasi," aku dia.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, ratusan peserta Aksi Tolak Perppu Ormas 2410 telah berkumpul di depan gerbang DPR/MPR sejak pagi. Hingga siang ini situasi cukup aman dan kondusif.