Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut ada tiga proyek khusus yang harus segera rampung sebelum perhelatan Asian Games 2018. Ketiganya adalah pembangunan arena balap sepeda atau velodrome di Rawamangun, pacuan kuda atau equistrian park di Pulomas, serta proyek light rail transit (LRT).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, secara garis besar ketiga proyek itu masih berjalan sesuai target waktu.
"Kami ingin bisa ada percepatan karena menghadapi musim hujan, pasti akan tertunda. Jadi kalau ada kemungkinan tertunda sedikit, tidak akan membahayakan progres persiapan Asian Games, Agustus 2018," kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu diucapkan setelah dirinya dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu dengan Direktur Utama PT Jakarta Propetindo Satya Heragandhi. Pertemuan tersebut sebagai tindaklanjut dari perintah Presiden dan Wakil Presiden RI kepada Anies-Sandi untuk segera percepat proyek penunjang Asian Games 2018.
Satya mengatakan, hingga saat ini progres pembangunan velodrome Rawamangun sudah mencapai 60-70 persen dan pembangunan pacuan kuda Pulomas mencapai 85-86 persen.
Sehingga, Sandi optimis pembangunan pacuan kuda rampung sesuai target, Desember 2017, terlebih pada tanggal 15 Oktober 2017 lalu sudah digelar test event di sana.
"Untuk velodrome, Pak Satya menargetkan Mei 2018. Saya men-challenge dengan inovasi rekayasa, lebih awal, April 2018," kata Sandi.
Sedangkan untuk proyek LRT, Satya mengaku masih ada kendala yang agak menghambat pembangunan bulan ini.
"Begitu musim hujan tiba, mobilisasi menjadi lebih berat. Tadi disampaikan kepada gubernur dan wagub, bagaimana langkah yang diperlukan untuk bisa tetap tune in pada schedule yang sudah ditentukan," kata Satya.
Namun, Sandi meminta kepada PT Jakpro agar pembangunan LRT Jakarta Koridor I Fase I (Kelapa Gading-Velodrome) dipercepat sampai akhir Juli 2018. Ambisi Sandi didasari karena ia menilai Jakarta telah diberikan kehormatan untuk menjadi tuan rumah perhelatan olahraga terbesar di Asia itu.
"Tentunya akan saya monitor tiap dua minggu dan kita betul-betul jadikan ini prioritas karena Asian Games ini mukanya Indonesia," kata Sandi.
Menanggapi tantangan Sandi, Satya mengatakan bahwa solusi untuk mempercepat proyek itu masing-masing berbeda.
Untuk velodrome, PT Jakpro sedang fokus pada pemasangan penutup atap membran untuk melindungi proyek dari hujan.
"Kalau membrannya sudah ditutup, relatif bawahnya sudah aman karena kita prediksi, supaya Desember tidak ada pekerjaan yang terbuka, dan dengan itu risiko hujan dan sebagainya tidak ada," kata Satya.
Proyek LRT, kata Satya ada masalah terkait mobilisasi alat berat yang dilakukan ketika kondisi jalan macet.
"Barang-barang yang harus kita pasang itu sulit untuk masuk ke area sana karena memang daerah padat. Tapi kita tetap akan mengejar ketertinggalan sekitar 2 persen," kata Satya.
Sedangkan pacuan muda, relatif aman sehingga Desember sudah bisa dilihat hasilnya. Meski dicecar percepatan target, Satya tetap optimis bisa merampungkan proyek tersebut.
"Tentunya kita menyepakati itu tidak sekadar bilang 'Iya', tapi ada hitungan, juga akan kita carikan jalannya," kata Satya.
Sandi pun berpesan agar percepatan proyek senantiasa berjalan sesuai anggaran dan tidak ada kelebihan pembiayaan. Meski begitu, Sandi menegaskan bahwa pembangunan proyek harus mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan, baik untuk para pekerja maupun pengguna nantinya.
"Pesan saya, walau kita minta percepatan, tapi safety issuenya, mengenai keselamatannya tidak ada kompromi.
Safety first," kata Sandi.