Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi hingga kini belum mengetahui penyebab kebakaran dari pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses di Kosambi, Tangerang, Kamis (26/10).
Kepala Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan sampai saat ini polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengidentifikasi korban kebakaran.
"Olah TKP dari labfor sedang dilakukan. Setelah dilakukan baru kita tahu (penyebabnya), akan kami uji secara ilmiah," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jumat (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat kejadian, kata Argo, polisi turut mengamankan beberapa barang bukti dari TKP.
Barang bukti yang disita di antaranya kawat yang digunakan untuk bahan kembang api, sisa bahan pembuat kembang api, 28 motor karyawan yang terbakar, serta 20 mobil yang terbakar.
Polisi sejauh ini belum menemukan kelengkapan alat pemadam api ringan yang merupakan standar kelengkapan keamanan sebuah pabrik.
"Kami sedang olah TKP, satu-satu nanti ketemu di situ," ujarnya.
Kepala Damkar Provinsi Banten, Asep Mulya Hidayat, mengungkap sejumlah kemungkinan yang menyebabkan kebakaran. Kemungkinan-kemungkinan itu masih perlu diselidiki lebih lanjut.
"Penyebab kebakaran di antaranya human error atau teledor menggunakan listrik, teledor membuang puntung rokok, hingga sambaran petir," kata dia, melalui pesan singkat.
Polisi sejauh ini mencatat kebakaran gudang kembang api di Kosambi, Tangerang telah menyebabkan 47 korban jiwa. Sementara korban luka saat ini tercatat mencapai 28 orang, banyak di antara mereka mengalami luka bakar serius.
Para korban itu terdiri dari 16 laki-laki dan 12 perempuan. Mereka dirawat di rumah sakit berbeda. Rinciannya 16 orang di RSA Bunda, lima orang di RS Mitra Husada, dan tujuh orang di RSUD Tangerang.
Pemerintah Kabupaten Tangerang menjanjikan bakal menanggung seluruh biaya perawatan rumah sakit korban kebakaran.
Sekretaris Daerah Pemekab Tangerang Mochamad Maesyal Rasyid (Rudi) mengatakan, penanggungan biaya itu akan dilakukan melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
“Bupati sudah perintahkan supaya korban yang meninggal atau korban yang selama ini dirawat di rumah sakit, itu ditanggung oleh pemerintah daerah dalam bentuk Jamkesda,” kata Rudi di sela-sela peninjauan lokasi pabrik.
[Gambas:Video CNN]