KPK Geledah 15 Lokasi, Kumpulkan Bukti Suap Bupati Nganjuk

CNN Indonesia
Selasa, 31 Okt 2017 10:09 WIB
KPK secara maraton menggeledah 15 lokasi berbeda untuk mendalami kasus dugaan suap jual-beli jabatan yang menjerat Bupati Nganjuk Taufiqurrahman.
Bupati Nganjuk yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK Taufiqurrahman mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (26/10). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan serangkaian penggeledahan terkait kasus dugaan suap jual-beli jabatan, yang telah menjerat Bupati Nganjuk Taufiqurrahman. Penggeledahan dilakukan di 15 lokasi berbeda, sejak Jumat (27/10) sampai Senin (30/10).

"Untuk kasus di daerah di Nganjuk dilakukan penggeledahan di 15 lokasi," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Selasa (31/10).

Lokasi yang digeledah penyidik KPK di antaranya rumah kelima tersangka, di antaranya rumah Taufiqurrahman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Nganjuk Ibnu Hajar, Kepala SMP Negeri 3 Ngronggot Suwandi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


KPK juga turut menggeladah kediaman Kepala Bagian Umum RSUD Kabupaten Nganjuk Mokhammad Bisri dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Harjanto.

Selain rumah, penyidik KPK juga menyasar Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayan serta Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk.

Febri menambahkan, penyidik KPK turut menggeledah delapan rumah saksi dalam kasus suap ini. Penggeledahan dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti suap jual-beli jabatan tersebut.

"Saksi-saksi yang terkait dilakukan pengeledahan di rumahnya untuk melakukan pengumpulan bukti dalam perkara ini," ujarnya.


Periksa 10 Saksi

Penyidik KPK turut memeriksa 10 saksi yang merupakan pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Saksi-saksi tersebut diperiksa di Polres Nganjuk.

Menurut Febri, pemeriksaan sejumlah PNS di Pemkab Nganjuk itu dilakukan untuk mendalami sumber uang yang diberikan Ibnu Hajar dan Suwandi kepasa Taufiqurrahman.

"Pada prinsipnya penyidik ingin mendalami tentang sumber dari uang tersebut yang diduga merupakan uang suap dan diduga dikumpulkan oleh orang-orang tertentu," kata dia.


Dalam kasus ini, Taufiqurrahman diduga menerima Rp298,02 juta, masing-masing dari Ibnu Hajar Rp149,12 juta dan dari Suwandi Rp148,9 juta. Mereka berdua disinyalir sebagai tangan kanan Taufiqurrahman untuk mengumpulkan uang.

KPK kemudian menetapkan Taufiqurrahman, Ibnu Hajar, Suwandi, Mokhammad Bisri dan Harjanto sebagai tersangka suap.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER