Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah PPP dan Golkar mengajukan nama kader masing-masing untuk menemani Ridwan Kamil dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2018, giliran PKB yang menyodorkan nama kadernya sendiri.
"Kami mengajukan Syaiful Huda untuk mendampingi Ridwan Kamil," kata Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding, Selasa (31/10) seperti dikutip dari
Antara.
Syaiful HUda adalah Ketua DPW PKB Jawa Barat. Sebelumnya, nama Syaiful memang masuk radar DPP PKB untuk menjadi calon wakil gubernur di Jawa Barat. Selain Syaiful, DPP PKB pun sempat menimbang Anggota Komisi IV DPR Cucun AHmad Syamsurijal dan anggota Komisi X DPR, Dedi Wahidi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan PKB untuk menyodorkan nama menemani Ridwan Kamil iu memanaskan persaingan penempatan kader untuk calon wakil gubernur Jabar. Sebelumnya, dua partai yang juga mendukung Ridwan Kamil jadi gubernur, PPP dan Golkar, sudah menyodorkan kader masing-masing.
PPP menyodorkan Bupati Tasikmalaya UU Ruzhanul Ulum, sementara Golkar menyodorkan anggota Komisi V DPR, Daniel Muttaqien. Daniel Muttaqien adalah putra dari eks bupati Indramayu Irianto MS Syaifuddin (Yance) dan bupati wilayah tersebut saat ini, Anna Sophana.
Dengan demikian, sejauh ini hanya NasDem yang mendukung Ridwan Kamil tanpa menyodorkan nama untuk menjadi calon wakil gubernur.
Terkait persaingan penentuan cawagub bagi Ridwan Kamil, Karding menilai itu semua masih cair. Golkar, sambungnya, sebagai pemilik kursi terbanyak di DPRD Jabar dibandingkan partai pendukung lainnya tak memiliki pengaruh besar untuk memaksakan kehendaknya.
"Ukurannya bukan jumlah kursi, tapi yang cocok dengan Ridwan Kamil dan memiliki peluang terbesar untuk terpilih," kata Karding.
Secara terpisah, sebelumnya Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan dari Universitas Padjajaran, Muradi menyebutkan secara umum ada enam wilayah basis suara pemilih di Jawa Barat. Wilayah ini berperan penting bagi para kandidat untuk menjangkau pemilih dan mendulang kemenangan.
Wilayah-wilayah itu adalah Bandung Raya (meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang); Priangan Timur (Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran dan Banjar); Priangan Barat (Cianjur, Sukabumi, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor); Pantura (Subang, Purwakarta, Karawang dan Kabupaten Bekasi); Cirebon Raya (Cirebon, Majalengka, Kuningan, dan Indramayu); serta wilayah Suburban DKI Jakarta (Depok dan Kota Bekasi).
Muradi menyarankan kandidat yang ingin memenangkan Pilkada Jawa Barat harus mampu menguasai kantong suara yang memiliki populasi penduduk terbesar.
Jika calon gubernur mampu menguasai suara terbanyak di wilayah tersebut, kemenangan semakin mudah diraih.
“Kandidat di Jawa Barat harus belajar dari Pilkada di Banten awal tahun lalu, ketika Rano Karno unggul di 6 wilayah, tapi Rano kalah di 2 wilayah yang penduduknya banyak, dan dia gagal” ujar Muradi kepada
CNNIndonesia.com pada Sabtu (28/10).
Dari enam wilayah tersebut, kata Muradi, wilayah yang harus perlu dikuasai kandidat adalah Priangan Barat, Pantura dan wilayah urban seperti Bandung Raya, Depok dan Kota Bekasi.
Kalaupun tidak bisa meraih keempatnya, kandidat setidaknya perlu menguasai tiga wilayah di antaranya agar memperbesar peluang kemenangan.
“Di Jawa Barat ada empat wilayah yang penduduknya banyak, lebih dari 55 persen suara ada di situ. Kalau bisa menguasai di sana bisa dipastikan menang," ujar Muradi.