Polri Beber Kesulitan Pengungkapan Kasus Air Keras Novel

CNN Indonesia
Rabu, 01 Nov 2017 15:19 WIB
Polri menyebut kasus penyerangan Novel Baswedan terbilang sulit karena pelaku langsung kabur. Para saksi juga tak bisa memberi keterangan utuh.
Kabareskrim Komjen Ari Dono menyebut kasus penyerangan Novel Baswedan terbilang sulit karena pelaku langsung kabur. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan, proses pengungkapan pelaku teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan relatif sulit.

Kesulitan itu tak lepas dari fakta bahwa pelaku langsung kabur setelah melakukan penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut. Namun, menurutnya, kesulitan itu tidak lantas membuat insiden yang terjadi pada 11 April 2017 tersebut tidak dapat diungkap.

"Jadi itulah yang saya sampaikan, kalau model kasus-kasus hit and run ini memang relatif sulit, (bukan) dalam artian kami tidak bisa, bisa saja, ini baru berapa bulan," kata Ari di kantor sementara Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia melanjutkan, penyidik telah memeriksa puluhan saksi dalam kasus ini. Namun, pelaku teror Novel Baswedan belum terungkap hingga saat ini.

Ari melanjutkan, kesulitan mengungkap tindak pidana seperti teror terhadap Novel Baswedan adalah dalam mencari keterangan saksi. Menurut jenderal bintang tiga itu, banyak saksi yang ditemui penyidik menyampaikan informasi yang justru diperoleh dari pihak lain.


"(Misalnya) mba tadi lihat enggak di sini? (Terus dijawab) iya tadi saya lihat. (Lalu ditanya) ciri-cirinya seperti apa? (Lalu dijawab) iya saya lihat tapi katanya si ini," ujarnya.

"Jadi dari katanya, katanya, jadi katanya si ini yang ditanya katanya siapa yang terakhir, itu yang enggak ketemu, itu persoalannya," ujar Ari.

Sudah enam bulan lebih pascapenyerangan Novel Baswedan pada 11 April 2017, jajaran Polda Metro Jaya belum berhasil menemukan pelakunya.


Novel saat ini masih menjalani perawatan di Singapura. Dia tengah menunggu operasi kedua untuk mata kirinya, yang mengalami kerusakan paling parah akibat siraman air keras oleh orang tak dikenal.

Presiden Joko Widodo pun sempat memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian, meminta penjelasan penanganan kasus Novel Baswedan, pada akhir Juli lalu. Namun, hingga hari ini, pengusutan yang dilakukan jajaran kepolisian belum menghasilkan perkembangan yang signifikan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER