Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal (Dittipideksus Bareskrim) Polri menetapkan Direktur Utama PT Crown Pratama (CP) berinisial BB sebagai tersangka kasus distribusi gula rafinasi atau gula khusus industri ke sejumlah hotel dan kafe mewah di Indonesia.
Direktur Tipideksus Bareskrim Brigadir Jenderal Agung Setya mengatakan, pihaknya telah menemukan dua alat bukti terkait dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh BB.
"Hari ini telah dilakukan gelar perkara dan penyidik telah menetapkan BB selaku tersangka dan pihak yang patut dimintai pertanggungjawaban akan tindak pidana tersebut," kata Agung dalam keterangan tertulis yang diterima
CNNIndonesia.com, Kamis (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, penyidik telah memeriksa sebanyak enam orang saksi dan ahli, serta menyita dokumen terkait legalitas perusahaan dan dokumen penjualan dan pembelian gula rafinasi.
Jenderal bintang satu itu mengatakan, pendistribusian gula rafinasi ke hotel dan kafe mewah ini melanggar Pasal 9 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 117 tahun 2015.
“Sesuai dengan ketentuan itu gula rafinasi hanya bisa didistribusikan kepada industri,” katanya.
Agung menambahkan, BB dijerat dengan Pasal 139 juncto Pasal 84 dan Pasal 142 juncto Pasal 91 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dan Pasal 62 juncto Pasal 8 (1) huruf a UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman pidana penjara lima tahun.
Dittipideksus Bareskrim mengungkap kasus distribusi gula khusus industri ke sejumlah hotel dan kafe mewah di Indonesia dilakukan PT CP, perusahaan yang berlokasi di Cengkareng, Jakarta Barat, pada Jumat (13/10) silam.
PT CP membeli gula rafinasi itu Rp10 ribu per kilogramnya. Saat pertama kali beroperasi, perusahaan itu per bulannya mengemas 2 ton gula ke dalam bentuk bungkus kecil (
sachet) dengan berat bersih masing-masing bungkus kecil antara 6 hingga 8 gram.
Perusahaan kemudian diketahui menjual gula tersebut ke hotel dan kafe seharga Rp130 per bungkusnya. Sejak tahun lalu, produksi PT CP meningkat meningkat 10 kali lipat menjadi 20 ton.