Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta telah menginvestigasi kejadian jatuhnya parapet atau beton pembatas untuk proyek MRT di Jalan Wijaya, Jakarta. Peristiwa yang terjadi kemarin itu menimpa pengendara motor.
Berdasarkan hasil investigasi PT MRT Jakarta yang diterima CNNIndonesia.com, disebutkan beberapa fakta sebagai berikut. Pukul 20.50 WIB, material OCS Parapet dengan berat 3 ton mulai diangkat dengan Truck Mounted Crane untuk dipasang di jalur kereta layang.
Namun saat pengangkatan parapet itu berada di ketinggian 20 sentimeter dan melakukan pemindahan, tiba-tiba kondisi
boom (lengan crane) goyang. Operator gagal mengontrol posisi
boom, akibatnya
boom memanjang hingga radius melebihi yang seharusnya sampai dengan 8 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Crane pun tak dapat berdiri dengan stabil saat mengangkat parapet. Hal ini menyebabkan material parapet yang sedang diangkat pun jatuh.
Pukul 20.52, insiden jatuhnya parapet di jalan raya itu mengenai sepeda motor dn mobil Daihatsu Xenia. Pengendara sepeda motor itu sempat menghindari jatuhnya parapet tersebut.
Pengendara motor, Syamsudin mengalami luka memar dan lecet. Ia langsung diberi pertolongan pertama berupa obat dan diperban pada bagian kaki oleh pihak rumah sakit. korban pun diizinkan pulang pada malam itu juga.
Sementara mobil mengalami kerusakan pada lampu bagian belakang di sisi kiri dan kaca sebelah kiri pecah. Selain itu terdapat goresan pada badan mobil sebelah kiri. Kondisi pengendara mobil tidak mengalami luka.
Petugas mengevakuasi parapet yang jatuh saat pemasangan di atas deck girder proyek Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Panglima Polim, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja) |
Semua kerugian material dan biaya pengobatan ditanggung seluruhnya oleh kontraktor.
Saat kejadian tersebut, tim konstruksi di bawah girder belum mempersiapkan
traffic management atau memasang barikade dan rambu lainnya. Tim berdalih, pekerjaan di atas girder seharusnya masih pada tahap handling material yang belum berdampak pada lalu lintas di bawah girder.
Peristiwa ini terjadi akibat pekerjaan Lifting Plan yang dibuat tidak spesifik untuk pekerjaan pemasangan parapet dari atas girder dan tidak mengikuti Risk Assessment – Job Safety Analysis dan lifting plan yang sudah tercantum dalam
Method Statement, yaitu
lifting boom yang terlalu panjang.
Pihak MRT Jakarta mengakui kurang ada pengawasan dari Supervisor di lapangan sehingga peristiwa tersebut terjadi.
Atas kejadian ini, PT MRT Jakarta memperbaiki
lifting plan dan
method statement untuk instalasi parapet di atas girder supaya lebih detail dan spesifik. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan re-training untuk seluruh operator dan melakukan re-training mengenai lifting operation untuk seluruh pekerja.
PT MRT Jakarta juga akan melakukan
traffic management sbelum melakukan pengangkatan, yaitu pada saat mulai persiapan pekerjaan lifting, dan memperbaiki sistem komunikasi dan koordinasi serta komando yang jelas untuk setiap grup pekerjaan pemasangan parapet.
Mereka juga akan menambah jumlah flagman yang mengatur traffic management dan melakukan perbaikan pada struktur yang terdampak dari kejadian.
Pihaknya juga akan melakukan evaluasi secara menyeluruh. PT MRT Jakarta menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas ketidaknyamanan yang timbul dari insiden ini.
[Gambas:Youtube]