Kapolri Akui Hafal Kelompok Bersenjata di Tembagapura

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Kamis, 09 Nov 2017 20:48 WIB
Saat dirinya menjabat Kapolda Papua pada 2012 silam, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura sudah ada.
Saat dirinya menjabat Kapolda Papua pada 2012 silam, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura sudah ada. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku sudah hafal dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan serangkaian aksi penembakan sejak dua pekan lalu di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Tito mengatakan KKB tersebut merupakan kelompok yang telah lama beroperasi. Bahkan, sejak dirinya menjabat Kapolda Papua pada 2012 lalu pun kelompok itu ada.


"Mereka bersama-sama dengan pendulang [emas liar] di sana. Ada sekitar delapan sampai 10 ribu pendulang liar, tapi ada kelompok bersenjata di tengah mereka, dan mereka [KKB] sebenarnya pendulang juga," ujar Tito kala menyambangi Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (9/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya hafal dengan kelompok itu," imbuhnya.

Para anggota KKB tersebut, kata Tito, menggunakan modus dengan menjadikan pendulang sebagai tameng. Salah satunya dalam upaya mengisolasi warga di Kampung Kimbely dan Banti di distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika saat ini.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) ini mengatakan kekuatan KKB yang berada tersebut tak besar.

"Jadi yang dikatakan penyanderaan itu adalah para pendulang yang kemudian dijadikan sebagai tameng. Sebenarnya tidak banyak kelompok ini paling 20-25 orang, senjatanya lima sampai sepuluh pucuk dan mereka menggunakan metode hit and run," tuturnya.


Tito menduga, alasan penyerangan KKB di Tembagapura dalam beberapa waktu terakhir ini salah satunya didasari persoalan ekonomi. Namun, sejauh ini pihaknya belum menerima permintaan tebusan dari KKB.

"Ini masalah sosial dari dulu agar tidak ada pendulangan, tapi masyarakat harus dikanalisasi apa mungkin dipekerjakan. Komunikasi ada antara Freeport dengan para Bupati soal petani, kemudian yang pendatang dari Papua disalurkan untuk bekerja di lahan pertanian atau dikembalikan. Dan, ini belum tuntas," ujarnya.

Untuk menegakkan hukum atas penyerangan-penyerangan yang dilakukan KKB di wilayah Tembagapura, TNI dan Polri menerjunkan ratusan aparat gabungan dikerahkan. Mereka tergabung dalam Operasi Satgas Terpadu Penanggulangan KKB Papua. Dalam apel gabungan di Mapolres Mimika, Timika awal pekan ini, Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan aparat gabungan itu akan bertugas di Tembagapura hingga akhir Desember nanti. (kid/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER