Jakarta, CNN Indonesia -- Dokter penembak istrinya sendiri, Helmi, pernah mengancam akan membakar istrinya tersebut. Helmi diketahui memang mudah marah sehingga kerap mengonsumsi obat penenang.
Hal tersebut diungkapkan adik kandung Letty, Maya Hoesin.
"Kakak saya pernah cerita, dia (Helmi) kalau tidak minum obat ada reaksi amarah yang berlebihan, cuma saya tidak terlalu mau ikut campur, namanya urusan keluarga," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (10/11).
Helmi menikah dengan Letty selama lima tahun. Namun karena kerap menerima kekerasan dalam rumah tangga, Letty menggugat cerai. Putusan perceraian rencananya akan dibacakan Desember 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gugatan cerai yang dilayangkan Letty disebabkan karena kekerasan-kekerasan yang dialaminya. Letty juga sudah melaporkan KDRT itu ke polisi, tapi karena masih merasa kasihan dengan Helmi, Letty mencabut laporannya.
Kata Maya, Letty hanya bisa diam menghadapi kekerasan demi kekerasan yang diterimanya. Maya mengaku kerap mendengarkan curahan hati Letty tentang perangai sang suami.
Kepada Maya, Letty bercerita bahwa Helmi yang menjadi dokter di sebuah klinik kecantikan sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Letty kerap dipukuli, bahkan pernah hampir dibakar oleh suaminya.
"Waktu kakak saya pulang dari Inggris tahun ini, dia sempat mau dibakar karena masalah keluarga. Awalnya kakak saya tidak mau meladeni karena malas terjadi perdebatan, kakak saya diam saja, tetapi bukan meredakan justru malah membuat dia semakin marah," ujarnya.
"Dia dia hampir dibakar terus kakak saya lompat dari jendela dan ditolong oleh Bu RT."
Sejak kejadian itu, keluarga memindahkan Letty ke sebuah rumah di Rawamangun. Helmi tidak pernah mengetahui keberadaan Letty di Rawamangun.
Helmi pernah berupaya menemui Letty dengan menyambangi rumah ibunda Letty di Utan Kayu, Jakarta Timur.
Maya mengaku heran, karena akhirnya Helmi mengetahui soal rumah di Rawamangun yang menjadi tempat tinggal Letty.
Kemarahan Helmi tidak hanya diluapkan kepada Letty seorang. Dia bahkan pernah hampir memukuli ibunda dari Letty. Maya mengatakan, persoalannya hanya karena sang ibu menegur Helmi yang seolah tidak memerhatikan Letty.
Sejak itulah, Maya mengatakan, hubungan Helmi dengan keluarga Letty menjadi renggang.
Mereka pun tidak tahu di mana Helmi tinggal sejak berpisah rumah dengan Letty.
Maya berharap, proses hukum yang adil dapat ditegakkan kepada Helmi. Dia pun mengaku siap jika harus datang memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa sebagai saksi.
"Saya harap proses hukum yang adil. Saya juga siap jika harus memberikan keterangan sebagai saksi," tuturnya.
(ugo/sur)