Dokter Helmi Beli Senjata via Facebook untuk Bunuh Istrinya

Patricia Diah Ayu Saraswati, Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Senin, 13 Nov 2017 16:27 WIB
Polisi kini menelusuri proses jual-beli senjata yang digunakan dokter Helmi untuk membunuh istrinya.
Tersangka pembunuh dr. Letty, dr. Ryan Helmi saat prarekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) Azzahra Medical Center, Jakarta, Senin, 13 November 2017. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi mengungkap dokter Ryan Helmi memperoleh senjata yang digunakan untuk menembak istrinya, dr Letty Sultri dari penjualan online di Facebook.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan mengatakan pihaknya telah melakukan penelusuran dari mana asal senjata yang dimiliki oleh Helmi. Polisi akan mendalami lebih lanjut proses jual-beli senjata tersebut.

"Tapi penjual senpi kan tidak semudah itu, tidak yang bersangkutan menjual di akun dan langsung menyerahkan begitu, masih kita dalami," kata Hendy di Jakarta, Senin (13/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sebelum memperoleh senjata jenis revolver yang digunakan untuk membunuh istrinya, kata Hendy, Helmi sempat mendapatkan senjata api rakitan --yang kemudian dikembalikan oleh Helmi.

Kemudian, lanjut Hendy, Helmi mendapat senjata jenis makarov, namun lagi-lagi dikembalikan karena tak mau menerima senjata rakitan.

"Kemudian dijanjikan yang pabrikan, dia yakin yang revolver bahwa itu pabrikan," ucap Hendy.

Namun berdasarkan pengecekan polisi terhadap revolver yang digunakan oleh Helmi, revolver tersebut juga senjata rakitan.


Polisi kini masih menunggu hasil analisis dari labfor terkait dengan senjata jenis revolver milik Helmi.

Polisi juga masih mendalami keterangan dari Helmi yang menyatakan menjual mobil milik Letty untuk membeli senjata.

"Masih kami dalami yang bersangkutan belum cerita detil terkait sumber uang," ucap Hendy.


Tak Ada Indikasi Gangguan Kejiwaan

Hendy menyatakan kepolisian sampai saat ini belum dapat menyimpulkan apakah Helmi memiliki gangguan kejiwaan. Selama menjalani pemeriksaan, Helmi terbilang lancar berkomunikasi meski agak melompat-lompat.

"Dia ceritakan runut, tapi dipotong-potong, diubah-ubah, dilompat-lompat. Misalkan masukan peluru dia mengaku tidak memasukkan peluru karena sempat terlempar, pelurunya basah," ujar Hendy.


Selain itu, kata Hendy, Helmi sendiri secara sadar menanyakan soal ancaman hukuman yang akan diterimanya. "Dia kemarin diskusi sama saya lancar kok bicaranya, soal ancaman hukuman dan lain-lain," ucapnya.

Meski belum mendapati permasalahan kejiwaan dari Helmi, polisi tetap mengirimkan permintaan untuk tes kejiwaan Helmi ke Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya.

"Hari ini baru dikirim surat permintaan ke Dokkes, kalau tidak sore ini mungkin besok baru keluar," tuturnya. (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER