Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Pimpinan Pusat
Partai Golkar kembali melanjutkan safari politik dengan unsur di tubuh Beringin usai penahanan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto oleh KPK. Kali ini, DPP menggelar rapat bersama Dewan Pembina (Wanbin) Partai Golkar sore ini di Bakrie Tower, Jakarta, Jumat (24/11).
Pertemuan ini diakui untuk mendapatkan keputusan strategis partai.
"Dalam rapat ini, sesuai dengan AD/ART (Partai Golkar), untuk menggelar rapat bersama antara Dewan Pembina dengan DPP untuk mengambil satu keputusan strategis," kata Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical, sebelum memulai rapat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Ical, adapula sejumlah pengurus Dewan Pembina Partai Golkar. Di antaranya, Fadel Muhammad, Theo L. Sambuaga, Hafiz Zawawi, Fahmi Idris, Paskah Suzetta, Cicip Syarif Sutarjo. Sebelum bertemu DPP, Dewan Pembina melakukan rapat internal terlebih dulu.
Di sisi lain, rombongan DPP Partai Golkar dipimpin Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham yang didampingi Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmuji, dan Bendahara Umum Robert Jopi Kardinal.
Idrus mengaku, pertemuannya dengan Wanbin ini adalah untuk berkonsolidasi demi mencari solusi menyelesaikan segala masalah yang menimpa Golkar.
"Kami akan melakukan pertemuan dengan para Dewan-dewan yang ada. Dewan Pembina hari ini," ujarnya, saat ditemui di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (24/11).
Idrus mengatakan, pihaknya sudah lebih awal menemui Wakil Ketua Dewan Kehormatan
Partai Golkar Akbar Tandjung untuk melakukan konsolidasi. Namun, ia tidak secara spesifik menyampaikan isi dalam pertemuan tersebut.
Selain kedua Dewan di tubuh Golkar itu, Idrus mengkliam, DPP Golkar juga akan menemui Dewan Pakar Golkar untuk membahas hal yang sama. Pertemuan itu juga disebutnya sebagai bagian untuk mencari masukan bagi Golkar menentukan langkah ke depan.
DPP Golkar juga sebelumnya melakukan pertemuan dengan pimpinan ormas sayap internal partai mulai dari MKGR, SOKSI, Kosgoro, AMPI, Saktar Ulama, Al-Hiidayah, KPPG, dan AMPG.
Rapat Pleno DPP Golkar pada Selasa (21/11) resmi mempertahankan Setya Novanto sebagai Ketua Umum meski yang bersangkutan ditahan di rumah tahanan KPK.
Hasil rapat itu juga menyebut jika Setnov memenangkan praperadilan, maka Setnov akan kembali bertugas sebagai ketua umum dan Plt Ketum Golkar Idrus Marham kembali bertugas menjadi sekjen.
Apabila praperadilan ditolak, pelaksana Plt Ketum bersama Ketua Harian DPP Golkar menggelar rapat pleno meminta Setnov untuk mundur dari jabatan ketua umum.
Namun apabila Setnov tidak bersedia menanggalkan jabatannya sebagai ketua umum
Partai Golkar, maka rapat pleno harus memutuskan digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
(arh/djm)