
Samad: Sketsa Ada, Polisi Harus Cepat Tangkap Penyerang Novel
Gloria Safira Taylor, CNN Indonesia | Selasa, 28/11/2017 08:40 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menilai polisi seharusnya bisa menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan lebih cepat.
Samad menganggap upaya penyelidikan telah dilakukan pihak kepolisian. Karenanya, telah ada dua sketsa wajah yang diduga melakukan penyiraman air keras terhadap Novel. Namun, penyelidikan kasus tersebut kini sudah berjalan selama tujuh bulan.
Samad menilai, seharusnya tidak perlu waktu lama kepolisian untuk menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap Novel lantaran sudah dikeluarkannya sketsa wajah tersebut.
"Kita bersyukur kalau sketsanya sudah dapat artinya seharusnya itu sudah mudah menemukan pelakunya, kan begitu logikanya. Kalau sketsanya sudah bisa dibuat artinya sudah bisa diperkirakan siapa orang itu, oleh karena itu harusnya menemukan pelakunya itu lebih mudah," ujarnya di KPK, Senin (27/11).
"Artinya ada progress kan ada sketsa," tuturnya.
Samad menjelaskan, polisi seharusnya dapat lebih cepat menemukan pelakunya untuk menghindari adanya kejadian serupa terhadap pegawai KPK. Menurutnya, dengan ditangkapnya sang pelaku penyiraman maka KPK dapat bekerja lebih gencar untuk mengungkap kasus-kasus korupsi.
"Menurut saya supaya bisa lebih cepat ya supaya jangan lama lagi karena kalau lama lagi tidak ditemukan, saya khawatir nanti pegawai KPK ada lagi yang tertimpa musibah seperti Novel. Bahkan tidak menutup kemungkinan pimpinan KPK sekarang bisa kayak Novel kalau kasus ini pelakunya tidak ditemukan," ucapnya kemudian.
Gambar sketsa pertama tampak seorang pria dengan rambut pendek dan kulit gelap. Sementara sketsa kedua tampak seorang pria dengan rambut panjang dan kulit putih. Kedua gambar terduga pelaku tersebut didapat dari keterangan saksi berinisial S dan SN.
Namun polisi belum mengetahui identitas kedua terduga tersebut secara rinci. Meski demikian polisi 90 persen yakin jika kedua sketsa itu merupakan terduga penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Diperlukan TGPF
Meskipun sudah ada sketsa wajah yang dikeluarkan oleh polisi, Samad menilai pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tetap harus dimunculkan. Hal itu untuk memudahkan pencarian pelaku penyiraman.
Menurut Samad, TGPF dapat membantu polisi dalam mengumpulkan informasi yang bisa ditampung untuk penyelidikan pihak kepolisian.
"Karena sekarang sudah ada sketsa harus dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta supaya tim ini membantu pihak kepolisian karena kan berdasarkan sketsa itu juga TGPF bisa membantu," tuturnya.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis sebelumnya telah mengirimkan surat resmi kepada pimpinan KPK untuk meminta penyidiknya bergabung dalam kasus penyiraman air keras tersebut.
Idham berkata, bentuk bantuan dari penyidik KPK itu bisa berupa masukan, ataupun kerja sama dalam satu atap di kantor Direktorat Tindak Pidana Umum Polda Metro Jaya.
"Maksudnya supaya kegiatan yang kita lakukan dalam penyelidikan dan penyidikan ini, temen-temen KPK bisa lihat langsung, apakah dalam tim yang sama saling beri masukan. Khusus untuk kasus ini merupakan kasus yang sangat serius bagi jajaran Polda Metro Jaya," ujarnya, Jumat (24/11). (res/djm)
Samad menganggap upaya penyelidikan telah dilakukan pihak kepolisian. Karenanya, telah ada dua sketsa wajah yang diduga melakukan penyiraman air keras terhadap Novel. Namun, penyelidikan kasus tersebut kini sudah berjalan selama tujuh bulan.
Samad menilai, seharusnya tidak perlu waktu lama kepolisian untuk menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap Novel lantaran sudah dikeluarkannya sketsa wajah tersebut.
"Kita bersyukur kalau sketsanya sudah dapat artinya seharusnya itu sudah mudah menemukan pelakunya, kan begitu logikanya. Kalau sketsanya sudah bisa dibuat artinya sudah bisa diperkirakan siapa orang itu, oleh karena itu harusnya menemukan pelakunya itu lebih mudah," ujarnya di KPK, Senin (27/11).
"Artinya ada progress kan ada sketsa," tuturnya.
"Menurut saya supaya bisa lebih cepat ya supaya jangan lama lagi karena kalau lama lagi tidak ditemukan, saya khawatir nanti pegawai KPK ada lagi yang tertimpa musibah seperti Novel. Bahkan tidak menutup kemungkinan pimpinan KPK sekarang bisa kayak Novel kalau kasus ini pelakunya tidak ditemukan," ucapnya kemudian.
Gambar sketsa pertama tampak seorang pria dengan rambut pendek dan kulit gelap. Sementara sketsa kedua tampak seorang pria dengan rambut panjang dan kulit putih. Kedua gambar terduga pelaku tersebut didapat dari keterangan saksi berinisial S dan SN.
Namun polisi belum mengetahui identitas kedua terduga tersebut secara rinci. Meski demikian polisi 90 persen yakin jika kedua sketsa itu merupakan terduga penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Diperlukan TGPF
Meskipun sudah ada sketsa wajah yang dikeluarkan oleh polisi, Samad menilai pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tetap harus dimunculkan. Hal itu untuk memudahkan pencarian pelaku penyiraman.
Menurut Samad, TGPF dapat membantu polisi dalam mengumpulkan informasi yang bisa ditampung untuk penyelidikan pihak kepolisian.
"Karena sekarang sudah ada sketsa harus dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta supaya tim ini membantu pihak kepolisian karena kan berdasarkan sketsa itu juga TGPF bisa membantu," tuturnya.
Idham berkata, bentuk bantuan dari penyidik KPK itu bisa berupa masukan, ataupun kerja sama dalam satu atap di kantor Direktorat Tindak Pidana Umum Polda Metro Jaya.
"Maksudnya supaya kegiatan yang kita lakukan dalam penyelidikan dan penyidikan ini, temen-temen KPK bisa lihat langsung, apakah dalam tim yang sama saling beri masukan. Khusus untuk kasus ini merupakan kasus yang sangat serius bagi jajaran Polda Metro Jaya," ujarnya, Jumat (24/11). (res/djm)
ARTIKEL TERKAIT

Ketua KPK Ingin Praperadilan Setnov Gugur Otomatis
Nasional 1 tahun yang lalu
KPK Rekomendasikan Ribuan Izin Perusahaan Tambang Dicabut
Nasional 1 tahun yang lalu
ICW Sebut Hakim Kusno Bisa Menangkan Praperadilan Setnov
Nasional 1 tahun yang lalu
Mantan KSAU Mangkir dari KPK Karena Umroh
Nasional 1 tahun yang lalu
Wasekjen Partai Golkar Diperiksa Sebagai Saksi Setya Novanto
Nasional 1 tahun yang lalu
'Saksi Meringankan Setya Novanto dan Adu Lihai KPK'
Nasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Cegah Korupsi, PUPR 'Larang' Pegawai Muda Paraf Proyek
Ekonomi • 28 January 2019 10:19
Fadli Zon Minta KPK dan BPK Selidiki Divestasi Saham Freeport
Ekonomi • 04 January 2019 09:32
PUPR Kaji Setop Kontrak Perusahaan Penyuap Proyek Air Minum
Ekonomi • 31 December 2018 08:08
Inalum Janji Berantas Praktek Gratifikasi saat Beli Freeport
Ekonomi • 10 December 2018 14:29
TERPOPULER

Soal Jarak Jadi Alasan Prabowo Tak Hadir Tanwir Muhammadiyah
Nasional • 5 jam yang lalu
Cuaca Sebagian Jabodetabek Diprediksi Berawan
Nasional 2 jam yang lalu
Orang Dekat Prabowo Beberkan Kriteria Calon Menteri
Nasional 5 jam yang lalu