Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi belum menemukan fakta-fakta tentang kabar tewasnya terduga teroris yang juga anggota ISIS Bahrun Naim.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, kabar Bahrun tewas baru diketahui melalui media sosial.
"Sejak beredarnya di media sosial tersebut, sudah dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan informasi lebih akurat. Tapi memang sampai saat ini belum ada fakta yang mengatakan bahwa saudara BN telah tewas," kata Martinus di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, informasi yang beredar seputar tewasnya Bahrun saat ini tidak dapat menjadi acuan bagi Polri, karena hanya sebatas beredar di media sosial.
Polri akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan atase kepolisian Suriah untuk menelusuri kebenaran informasi tersebut lebih lanjut.
"Polri akan mendalami dan menyelidiki informasi ini bekerja sama dengan beberapa akses-akses Polri,” ucap Martinus.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi yang dihimpun Polri diketahui bahwa Bahrun masih berada di sekitar wilayah Suriah. Bahrun juga telah menyandang status sebagai buronan atau masuk daftar pencarian orang (DPO), saat ini.
Kabar Bahrun Naim tewas muncul dari cuplikan layar (screen shot) yang diduga disebar di sebuah grup aplikasi tukar pesan
WhatsApp.
Dalam pesan itu, sebuah keterangan yang disertakan bersama foto Bahrun menyebutkan, pria kelahiran 1983 itu tewas pada Jumat (30/11).
"Inalilahi wa inna ilahi raji’un, telah gugur syahid saudara kita mujahid Bahrun Naim di Abu Hamam pada tanggal 30 November," demikian keterangan dalam cuplikan layar grup WhatsApp yang diterima
CNNIndonesia.com, Senin (4/12).
Bahrun mulai dikenal luas setelah polisi menyebutnya sebagai dalang aksi teror di jantung ibu kota, bom Thamrin, Januari 2016.
Pria kelahiran 1983 itu disebut sebagai salah satu sosok yang berbahaya. Bahrun diperkirakan bergabung dengan ISIS pada 2015 dan dipercaya mengendalikan jaringan teror di Indonesia dengan cara merekrut, melatih, dan merencanakan serangan.
(ugo/wis)