Priyo Tak Ingin Airlangga Dijadikan 'Putra Mahkota' Golkar

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Selasa, 05 Des 2017 20:49 WIB
Priyo mengatakan masih banyak kader Golkar yang berpotensi menjadi Ketua Umum Golkar, dia meminta agar Airlangga Hartarto tak dijadikan putra mahkota.
Priyo Budi Santoso meminta kader Golkar tidak menjadikan Airlangga Hartarto sebagai putra Mahkota Golkar. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Dewan Kehormatan DPP Golkar, Priyo Budi Santoso meminta, Airlangga Hartarto tidak dijadikan sebagai "putra mahkota" calon ketua umum Golkar.

Hal itu menanggapi isu aklamasi untuk memilih Airlangga sebagai pengganti Setya Novanto jika DPP Golkar menggelar Munaslub.

Menurutnya, aklamasi akan menghilangkan ruang demokrasi di tengah banyaknya kader Golkar yang berpeluang sebagai caketum Golkar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"He (Airlangga) is not the only one dalam Golkar. Masih bertebaran tokoh-tokoh lain. Janganlah hendaknya menimbulkan seolah-olah ada putra mahkota," ujar Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/12).

Namun, Priyo tidak memungkiri Airlangga sebagai sosok yang berprestasi sehingga berpotensial menggantikan posisi Setya Novanto sebagai ketum Golkar. Ia mengaku pernah bekerja sama saat dirinya masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR.

Meski demikian, ia berkata, Airlangga bukan satu-satunya sosok potensial menjadi ketum Golkar. Ia berkata, beberapa nama layak menjadi Ketum, seperti Titiek Suharto, Idrus Marham, Azis Syamsuddin, dan Mahyudin.

"Termasuk Priyo Budi Santoso. Tetapi saya belum memutuskan," ujarnya.

Selain menolak aklamasi, Priyo menyampaikan, Ketua Dewan Pembina DPP Golkar Aburizal Bakrie akan turun gunung mengawal dinamika di Golkar agar sesuai dengan ketentuan dalam AD/ART.

Aburizal diklaim akan mengambil langkah demi menyelamatkan partai.

Priyo berharap, semua pihak di internal Golkar tetap menghormati keputusan rapat pleno DPP Golkar Selasa (21/11). Pleno itu meminta semua pihak menunggu proses hukum yang tengah dijalani Setnov, yakni praperadilan atas penetapan tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

Selain itu, Priyo mengklaim, mendapat informasi bahwa Setnov sudah bersedia mundur sebagai Ketum Golkar jika kalah dalam praperadilan dan atau dinyatakan sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.

"Saya tidak sependapat ada yang mendorong-dorong untuk menggantikan beliau karena itu sama saja mempermalukan. Karena saya mendengar, Pak Novanto lagi mencari waktu yang tepat untuk mengundurkan diri," ujarnya.

(ugo/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER