Kedekatan dengan Jokowi Jadi Kelebihan Airlangga di Golkar

Abi Sarwanto | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Des 2017 19:50 WIB
Berada di pemerintahan, adanya dukungan dari sesepuh partai, DPD provinsi, dan ormas pendiri, jadi kelebihan Airlangga jelang Munaslub Golkar.
Berada di pemerintahan, adanya dukungan dari sesepuh partai, DPD provinsi, dan ormas pendiri, jadi kelebihan Airlangga jelang Munaslub Golkar. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto santer disebut bakal menjadi calon kuat pengganti Setya Novanto untuk mengisi posisi ketua umum Partai Golkar. Sejumlah kompetitor memang bermunculan. Namun, dekatnya Airlangga dengan kekuasaan membuatnya memiliki keunggulan dibandingkan kandidat ketum lainnya.

"Kelebihan Airlangga saya kira adalah karena dia saat ini masih menjabat menteri dan karenanya lebih dekat dengan kekuasaan dan Presiden Jokowi," kata pengajar ilmu politik di FISIP Universitas Padjajaran Idil Akbar, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (7/12).


Diketahui, kedekatan dengan kekuasaan ini kerapkali diterjemahkan sejumlah kader Golkar ketika bicara prinsip "Karya Kekaryaan", yang merupakan terjemahan dari doktrin dan prinsip dasar Partai Golkar, yaitu Karya Siaga Gatra Praja. Intinya, berada di lingkaran kekuasaan akan memudahkan kader untuk berkarya bagi masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Idil melanjutkan, kelebihan berada di lingkaran kekuasaan itu diperkuat dengan sudah hadirnya dukungan dari berbagai pihak terhadap pencalonannya sebagai ketum di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.

Sebanyak 31 pengurus DPD I Partai Golkar atau tingkat provinsi telah menyatakan dukungan kepadanya. Organisasi Tri Karya, yang notabene merupakan pendiri Golkar, yaitu Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depinas SOKSI), sudah mendeklarasikan dukungannya.


Airlangga, yang juga alumnus UGM, sudah melakukan beragam langkah taktis. Di antaranya, sowan ke Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan meminta izin untuk ikut berkompetisi di Munaslub kepada Presiden Jokowi. Selain itu, dukungan sudah jelas didapatkannya dari beberapa mantan Ketua Umum Partai Golkar, seperti Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla.

Jika terpilih nantinya, Airlangga dinilai memiliki pekerjaan rumah yang besar dengan mengangkat kembali citra politik Golkar yang terpuruk dan mengembalikan elektabilitas untuk menjadi pemenang di Pemilu 2019. Sebab, kasus korupsi proyek e-KTP yang menjerat Setya Novanto sudah membuat elektabilitas partai turun.

Dekat dengan Jokowi Jadi Kelebihan Airlangga Pimpin GolkarAirlangga Hartarto sudah melakukan beragam langkah taktis. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Kendati demikian, Idil menyebut Airlangga tetap harus berhati-hati dengan kandidat lainnya. Khususnya, Wakil Ketua Dewan Pakar partai Golkar Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, Pelaksana Tugas (plt) Ketua Idrus Marham, dan plt Sekretaris Jenderal Partai Golkar Azis Syamsudin.

"Setiap nama ini memiliki basis yang tidak bisa dianggap sebelah mata di dalam Golkar," ujar dia.

Ia menggarisbawahi Titiek, putri kedua Presiden RI ke-2 Soeharto, yang telah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon ketua umum. Namanya tidak bisa dianggap sepele karena masih banyak yang menganggap Soeharto sebagai patron. Basis massanya diduga berasal dari orang-orang yang rindu dengan Orde Baru.


"Yang masih menginginkan nostalgia Golkar dipimpin oleh trah Soeharto," imbuh dia.

Tentang Idrus Marham, Idil menyebut bahwa sosok Sekjen Partai Golkar untuk dua ketua umum yang berbeda ini cukup kompeten karena pengalamannya. Posisinya itu memberi Idrus peluang untuk berinteraksi lebih intens dengan kader di seluruh Indonesia. (arh/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER