Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jakarta Propertindo (Jakpro) saat ini sedang merancang ulang pembangunan
light rail transit fase II dari yang tadinya melayani rute Velodrome (Rawamangun)-Dukuh Atas, ditambah menjadi Velodrome-Tanah Abang.
Direktur Utama PT Jakpro Satya Heragandhi mengatakan, Blok G Pasar Tanah Abang adalah titik yang tepat untuk dijadikan stasiun moda transportasi berbasis rel tersebut. Pasalnya, Blok G selama ini sepi pedagang dan pengunjung, sehingga keberadaannya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik yang lain.
"Bayangin kalau Blok G
nggak laku dan di situ dijadikan Stasiun LRT? Idenya begitu,
mikirnya begitu," kata Satya di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (9/12) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Satya dan timnya sedang mengukur luas lahan, lebar jalan, dan lain sebagainya untuk pembangunan stasiun LRT di Blok G.
Satya pun meyakini rencana itu dapat menghidupkan kembali Blok G, terlebih jika blok yang diresmikan pada tahun 2013 oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Joko Widodo itu juga sudah tersambung dengan stasiun PT Kereta Api Indonesia.
"Sementara dari blok G ke stasiun kereta, paling jalan sekitar 200 meter. Jadi ada stasiun LRT, ada stasiun kereta. Di situ kalau kalinya dibagusin, bisa jadi wisata kali lagi," kata Satya.
Satya menegaskan, ide agar stasiun LRT berehenti di Tanah Abang adalah ide dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Tugas untuk melakukan redesain fase II dan penghitungan ulang biaya juga merupakan instruksi dari Anies.
[Gambas:Video CNN]"Pak gubernur punya ide bagus sekali. Idenya adalah, 'Kenapa berhentinya di Dukuh Atas? Kenapa nggak berhentinya di pusat ekonomi rakyat, Tanah Abang?'" kata Satya meniru perkataan Anies.
"Kita punya PR untuk melengkapi kajian di site supaya tadinya cuma sampai Dukuh Atas, bisa sampai Tanah Abang," lanjutnya.
Tadinya, rute Velodrome-Dukuh Atas adalah sepanjang 17 km. Adanya penambahan rute dari Dukuh Atas ke Tanah Abang dibutuhkan pembangunan dua sampai tiga stasiun, dengan panjang jalan sekitar 2,6 sampai 2,8 kilometer.
[Gambas:Video CNN]PendanaanSoal penghapusan penyertaan modal daerah (PMD) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2018 untuk LRT fase II sebesar Rp1,2 triliun, Satya mengatakan hal itu saat ini belum mempengaruhi proses pembangunan LRT fase II karena biayanya masih dihitung ulang akibat penambahan rute.
Tidak seperti LRT fase I Velodrome-Kelapa Gading yang ditargetkan beroperasi Juli atau Agustus 2018, Satya mengatakan, LRT fase II belum memasang target.
"Rp1,2 triliun itu kita ajukan dengan asumsi saat itu adalah Velodrome menuju Dukuh Atas. Lalu kemudian Pak Gubernur menambahkan, 'Saya mau sampai Tanah Abang'. Beda dong biayanya," kata Satya.
 Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono Sejumlah kendaraan melintas di samping pembangunan tiang penyangga jalur transportasi light rail transit (LRT) Cibubur-Cawang di Jakarta, Selasa, 10 Januari 2017. |
Sehingga, kata Satya, Anies memerintahkan dia untuk menghitung ulang kembali anggaran untuk kemudian diajukan kembali di APBD Perubahan 2018. Di saat yang sama, Satya juga mencari pendanaan dari swasta untuk membantunya.
"Pada saat bersamaan, kita juga melihat alternatif funding apa saja. Karena kan beliau (gubernur mengatakan), kalau bisa antisipasi dari swasta, PPP (public private partnership) itu bisa lebih didorong," kata Satya.
Untuk mendapatkan dana, Jakpro sedang mengkaji skema public private patnership (PPP) bersama Korea Rail Network Authority (KRNA), sebuah BUMN Korea Selatan.
Awal November lalu, Jakpro telah menandatangani nota kesepahaman dengan KRNA terkait komitmen pendanaan LRT Fase II. KRNA berencana mengucurkan dana sebesar US$500 juta.
Dana yang dibutuhkan untuk memperpanjang rute dari Dukuh Atas hingga ke Tanah Abang bisa mencapai Rp1,6 triliun. Angka tersebut, kata Satya, berdasarkan perhitungan biaya kasar untuk pembangunan jalur layang sebesar Rp500 sampai Rp550 miliar per km. Dengan jarak Dukuh Atas-Tanah Abang berkisar 2,6 km sampai 2,8 km.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengatakan, ada 100 ribu sampai 300 ribu warga yang menggunakan kereta api ke Tanah Abang setiap harinya. Sehingga, LRT diperlukan di sana mengingat kawasan tersebut akan dibangun dengan konsep transit oriented development (TOD).
(nat)