Jakarta, CNN Indonesia -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sampai saat ini belum menentukan calon yang akan menggantikan dirinya untuk menduduki jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU).
Hadi menyebut sampai saat ini persoalan calon KASAU masih dalam proses. "Masih proses," kata Hadi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (11/12).
Hadi juga membantah pertemuan dirinya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor pada Senin (11/12), dilakukan untuk membahas masalah pergantian KASAU tersebut.
Menurut Hadi, pertemuannya dengan Presiden hanya untuk meminta arahan di hari pertamanya menjabat sebagai panglima.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini hari pertama saya kerja, wajar kalau saya mohon pengarahan ke panglima tertinggi yaitu presiden, supaya yang saya lakukan juga sinkron" ujarnya.
Lebih lanjut, Hadi juga menilai pertemuan dengan Jokowi merupakan hal yang wajar. Pasalnya, sebagai bawahan presiden, dia wajib melaporkan dirinya karena akan mulai bertugas sebagai panglima setelah menjalani serangkaian proses di DPR hingga pelantikan dan serah terima jabatan.
"Hari ini pertama saya kerja, mohon doa restu, supaya berjalan dengan baik," ucap Hadi.
Setelah Hadi resmi menjabat sebagai Panglima TNI, posisi KASAU masih kosong sampai saat ini.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, dalam pasal 14 ayat 2 dijelaskan kepala staf angkatan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Panglima.
Merujuk undang-undang tersebut, maka nantinya Hadi lah yang akan mengusulkan pengganti dirinya ke presiden. Di TNI AU sendiri, ada empat perwira tinggi (pati) yang berpangkat bintang tiga atau Marsekal Madya.
Yakni Wakil KASAU Marsekal Madya Yuyu Sutisna, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Marsekal Madya Bagus Puruhito, serta Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya M. Syaugi.
(lav)