Jakarta, CNN Indonesia -- Persekutuan Gereja Indonesia mewanti-wanti potensi politisasi dan instrumentalisasi agama di balik niatan perayaan natal di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
"Kami mengingatkan adanya potensi politisasi dan instrumentalisasi agama, termasuk di dalamnya mempolitisasi hari raya keagamaan Natal untuk kepentingan politik tertentu, yang dilakukan oleh warga gereja sendiri maupun oleh pihak-pihak lain," ujar Ketua Humas PGI Jeirry Sumampow melalui siaran pers yang diterima
CNNIndonesia.com, Jumat (15/12).
PGI mengimbau umat Kristiani merayakan natal secara damai, tertib, dan sederhana. Perayaan natal harus berdasarkan nilai-nilai kasih dan perdamaian Kristiani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umat Kristen diminta merespons segala hal dengan tenang, matang, dan rasional --mengingat semakin memanasnya dinamika politik akibat Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
"Kami mengharapkan agar perayaan-perayaan Natal yang akan dilakukan memang lahir dari kejernihan dan ketulusan hati serta tetap mengutamakan prinsip dan nilai-nilai kristiani, yaitu kasih dan perdamaian," tulis PGI.
Sejumlah umat kristiani yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merencanakan perayaan Natal 2017 di Monas.
Gubernur DKI Anies Baswedan memberi lampu hijau terhadap kegiatan yang rencananya digelar Januari 2018 tersebut --mengingat Monas sudah diperbolehkan menjadi tempat kegiatan keagamaan.
Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan, biaya penyelenggaraan perayaan Natal bersama di kawasan Monas sepenuhnya akan ditanggung Pemprov DKI.
(gil)