Airlangga dan Bayang-bayang Nama Besar Hartarto di Golkar

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Rabu, 20 Des 2017 10:09 WIB
Sama seperti Ayahnya, Hartarto Sastrosoenarto, Airlangga adalah Menteri Perindustrian dan berkarier politik di Golkar. Bedanya, Airlangga bisa jadi Ketua Umum.
Ketua Umum Golkar Terpilih Airlangga Hartarto berpidato pada Rapimnas Golkar. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pujian dilontarkan mantan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie kepada Ketua Umum Terpilih Golkar Airlangga Hartarto saat Munaslub Golkar di Jakarta Convention Center.

"Pidatonya mantap-mantap," begitu kata Ical, sapaan Aburizal.

Ical tahu betul siapa Airlangga. "Beliau dari kecil terus mahasiswa bergerak dalam bidang organisasi," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Airlangga dan Ical sering bersama dalam sebuah organisasi. "Saya Kadin, beliau Kadin, saya Golkar, sekarang beliau Golkar," kata Ical.

Ical yakin Airlangga yang telah terpilih menggantikan Setya Novanto akan membawa Golkar ke arah yang lebih baik.
Airlangga menyandang nama besar ayahnya, Hartarto Sastrosoenarto. Bayang-bayang nama besar mantan Menteri Perindustrian itu melekat pada Airlangga yang kebetulan saat ini juga dipercaya menjadi Menteri Perindustrian.

Ketika Airlangga ditunjuk menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo pada Juli 2016 menggantikan Saleh Husin, sejumlah media menyebut: Airlangga mewarisi jabatan sang ayah Hartarto, yang tutup usia pada 14 Mei 2017.
Airlangga dan Bayang-bayang Nama Besar HartartoKetua Umum Golkar Airlangga Hartarto (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Meski bayang-bayang nama besar ayahanda selalu melekat, Airlangga tak berarti diistimewakan. Dia meniti karier di dunia bisnis dan politik dari bawah.

Lahir di Surabaya, 1 Oktober 1962, Airlangga menghabiskan masa remaja nya di Jakarta. Ayah delapan anak itu bersekolah di SMA Kolese Kanisius, Jakarta. Di Kanisius, Airlangga sempat menjabat sebagai Ketua OSIS.

Saat itu, karier Hartarto sedang melejit. Pada 1973, Hartarto menjabat Direktur Pembinaan Industri Kimia. Lalu 1975, ia diangkat sebagai Direktur Industri Silikat. Empat tahun berikutnya, Direktur Jenderal Industri Kimia ia jabat. Lalu pada 1983, Hartarto menjadi Menteri Perindustrian Indonesia.
Ketika ayahanda menjabat Menteri perindustrian, Airlangga melanjutkan kuliahnya ke Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1987. Di sana ia juga menjabat Ketua Umum Senat Mahasiswa UGM.

Lulus dari UGM, ia melanjutkan ke Advanced Management Program (AMP) the Wharton School University of Pennsylvania, Philadelphia pada 1993.

Lalu ia naik jenjang studi ke Master of Management Technology (MMT) The University of Melbourne, Australia pada 1996 dan Master of Business Administration (MBA) Monash University Melbourne, Australia pada 1997.

Karier politik Airlangga dimulai pada 2004 saat ia menjadi anggota DPR dengan Golkar sebagai kendaraan politiknya.

Ia menjadi penghuni Senayan selama tiga periode sebelum ditarik Jokowi menjadi Menperin.

Setelah memulai karier politiknya, Airlangga banyak dipercaya menjadi pemimpin di sejumlah organisasi.

Ia pernah menjabat Ketua Keluarga Alumni UGM, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, dan Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia.

Di Partai Beringin, Airlangga pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara DPP Golkar.

Ia juga pernah jadi Ketum Kosgoro pada pertengahan 2000-an. Lalu Airlangga menjadi Ketua Usaha Kecil dan Menengah Koperasi DPP Partai Golkar pada 2011-2014.

Perjalanan karier politik Airlangga mencapai puncak 13 Desember 2017 saat ia dipercaya sebagai nakhoda partai beringin.

Dengan jabatan sebagai Ketua Umum, Airlangga seolah lepas sejenak dari nama besar sang ayah. Sebab, jabatan itulah yang membedakan Hartarto dengan sang anak. Hartarto belum pernah naik di pucuk Beringin.
(ugo/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER