Jakarta, CNN Indonesia -- Terdakwa penyuap Dirjen Perhubungan Laut, Adi Putra Kurniawan mengaku terinspirasi nama Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk membuat rekening bank atas nama Joko Prabowo.
Rekening bank itu kemudian digunakan untuk memberikan uang suap pada Dirjen Hubla Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono.
“Kalau nama Joko Prabowo diambil saat pemilu. Dulu kan calonnya Joko Widodo dan Prabowo Subianto jadi nama [rekening] buatan saya Joko Prabowo,” ujar Adi dalam sidang suap proyek pengerukan empat pelabuhan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Antonius Tonny Budiono (CNNIndonesia/Fery Agus Setyawan) |
Selain menggunakan nama Joko Prabowo, Adi juga menggunakan nama Yeyen dan Yongki untuk membuka rekening. Ia bahkan memperkenalkan diri kepada Tonny dan sejumlah pejabat Kemenhub dengan nama Yongki.
“Kalau Yeyen nama kecil saya. Orang tua hingga teman-teman manggil saya itu,” katanya dalam sidang pemeriksaan terdakwa ini.
Sementara nama Yongki adalah sapaan saat dirinya tinggal di Bali. Menurut Adi, saat itu orang asing yang tinggal di Bali kesulitan melafalkan nama Yeyen.
“Orang bule susah bilang Yeyen, jadi bilang Yongki,” tutur Adi.
Dalam perkara ini, Adi didakwa menyuap Tonny sebesar Rp2,3 miliar terkait pengerjaan pengerukan empat pelabuhan di sejumlah daerah. Suap itu diberikan melalui kartu ATM kepada Tonny.
Adi mengaku memberi uang pada Tonny sebagai bentuk balas budi karena perusahaannya berhasil ikut lelang proyek pengerukan. Ia juga mengklaim memiliki rezeki berlebih sehingga bersedia memberi Tonny uang.
“Saya merasa utang budi ke Pak Tonny. Semenjak berkonsultasi, kami lebih profesional untuk mengikuti proses lelang,” tuturnya.
Adi kemudian mentransfer sejumlah uang ke kartu ATM yang dibawa Tonny secara bertahap. Total ada delapan kali transfer yang besarannya masing-masing Rp300 juta dikirim kepada Tonny.
(kid/djm)