Misteri Pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018

M Andika Putra | CNN Indonesia
Minggu, 24 Des 2017 16:51 WIB
Ridwan Kamil kini dituntut berhati-hati menentukan pendampingnya di Pilgub Jabar agar partai koalisi pengusung tidak membubarkan diri.
Ridwan Kamil kini dituntut berhati-hati menentukan pendampingnya di Pilgub Jabar agar partai koalisi pengusung tidak membubarkan diri. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nasib pencalonan Ridwan Kamil di ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat sangat bergantung dengan sosok pendamping pilihannya. Ridwan Kamil dituntut jeli menentukan pendamping agar partai koalisi pengusung tidak membubarkan diri.

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Muradi berpendapat, Ridwan Kamil perlu menjaga komunikasi agar partai politik tak mencabut dukungan.

"Emil (sapaan Ridwan Kamil) salah ketika mengatakan ada enam nama calon, itu yang paling blunder. Seharusnya ketemu dulu sama semua petinggi partai, baru dibicarakan bersama. Jangan membuat keputusan sehingga partai merasa tak dianggap," kata Muradi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (23/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ridwan sebelumnya (20/12) mengumumkan ada enam calon yang berpeluang mendampinginya di Pilgub Jabar. Mereka antara lain, Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa, anggota DPR RI dari PKB Maman Immanulhaq, dan Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda.

Selain itu ada juga anggota DPR RI dari Partai Golkar Daniel Muttaqien, dan anggota DPR RI dari PPP Asep Maoshul serta Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum.


Hubungan antara Ridwan Kamil dengan partai pengusung mulai merenggang karena dia tak kunjung tegas menentukan calon pendampingnya.

Partai Golkar telah menarik dukungan beberapa pekan lalu. Partai berlambang beringin tak lagi mengusung Ridwan di Pilgub Jabar 2018 dengan dalih tak diberi kepastian oleh Ridwan dalam menentukan calon wakil gubernur. Golkar mendukung Ridwan dengan memadukan Daniel Muttaqien sebagai pendampingnya.

Keregangan menular ke Partai Persatuan Pembangunan yang mengevaluasi dukungan kepada Ridwan Kamil. Mereka kecewa Ridwan tak kunjung memastikan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum sebagai pasangannya.

Pun dengan Dewan Pimpinan Daerah Partai Kebangkitan Bangsa Jabar, mereka menyatakan akan menarik dukungan bila Ridwan memilih Uu sebagai pasangannya. Namun Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ingin mencari jalan agar tak ada lagi partai pengusung yang menarik dukungan.

Opsi Ridwan memilih wakil dari kalangan independen jadi pertimbangan guna menghindarkan konflik kepentingan partai.

Hanya Partai Nasdem yang tidak mengancam Ridwan Kamil soal calon wakil gubernur. Partai yang paling awal mengusung Ridwan itu tidak pernah menyaratkan calon wakil gubernur. Nasdem memberikan kebebasan pada Ridwan untuk memilih.


Ridwan sampai saat ini masih menjadi satu-satunya calon gubernur Jabar yang memenuhi syarat dukungan 20 kursi DPRD Jabar. Nasdem memiliki 5 kursi, PKB 7 kursi, dan PPP 9 kursi.

Jika salah satu partai mencabut dukungan, tiket dia maju Pilgub Jabar otomatis hangus.

Selain mendapat dukungan partai politik, Ridwan juga tercatat menempati posisi teratas elektabilitas Pilkada Jabar. Dia mendapat 24,2 persen suara versi Poltracking Indonesia dan 16,8 persen suara versi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Muradi mengakui Ridwan punya elektabilitas tinggi di Jabar. Namun elektabilitas saja tak cukup diandalkan untuk mendapat dukungan partai politik. Partai politik saat ini butuh investasi kepentingan politik di Jawa Barat jelang Pemilu 2019.

"Kalau investasi ke depan tidak jelas, bagaimana partai mau mendukung. Partai kan butuh investasi untuk Pileg dan Pilpres. Melihat kejadian saat ini, Emil investasi dan skema politiknya tidak jelas," kata Muradi.

Muradi melanjutkan, "Emil seharusnya bisa berkomunikasi baik dengan partai. Ini masalah jam terbang, dalam politik kalau semakin banyak dukungan seharusnya semakin matang dan semakin rendah hati. Emil harus belajar itu."

Menurut Muradi, Emil harus segera memperbaiki komunikasi agar koalisi tak pecah. Apa lagi maju lewat jalur perseorangan sangat kecil kemungkinannya karena pendaftaran sudah dibuka pada 1 Januari 2018.
[Gambas:Video CNN] (gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER