Buwas Usul Pengedar Narkotik Dieksekusi Mati 'Diam-diam'

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Rabu, 27 Des 2017 16:16 WIB
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso berpandangan pengedar narkotik di Indonesia telah merusak generasi muda, dan layak untuk dieksekusi mati.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso berharap agar para pengedar narkotik diekseskusi mati karena dinilai telah merusak generasi muda. (CNN Indonesia/Damar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso mengusulkan, pemerintah Indonesia bisa mengeksekusi mati para pengedar narkotik secara diam-diam tanpa perlu diekspose media secara berlebihan.

"Tidak usah diramaikan, tahu-tahu sudah dikuburkan, ketika ditanya kapan dieksekusinya oleh wartawan, bilang saja sudah tiga tahun yang lalu," ujar Buwas di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (27/12).

Buwas, sapaan Budi Waseso, mengatakan, dia ingin sekali mengeksekusi mati semua pelaku pengedar narkotik yang telah ditangkap BNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia geram oleh ulah pengedar yang dinilainya telah merusak generasi penerus bangsa.

"Sebenarnya amunisi kami cukup untuk 58 ribu (tersangka narkoba). Tapi mereka tidak melawan, kami berharap mereka melawan, senjata kami menganggur nih," kata Buwas.

Sepanjang 2017, BNN mengungkap 46.537 kasus penyalahgunaan narkotik dan menangkap 58.365 orang tersangka.

Menurut Buwas, perilaku pengedar narkoba di Indonesia tak mengenal rasa manusiawi. Mereka membidik pengguna narkotik tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Ia berpendapat, para bandar dan pengedar pantas dihukum mati.

"Semua usia dibidik, anak SD dan SMP jadi target mereka sekarang, jadi ada regenerasi pasar," ungkapnya.

Namun, Buwas mengeluhkan prosedur untuk mengeksekusi mati para tersangka pengedar narkoba cukup rumit. Belum lagi jika pelaku tersebut dilindungi jaringan bandar internasional yang dianggap bisa menghambat proses hukuman mati pengedar di Indonesia.

"Harusnya (pihak penegak hukum) melihat dari sisi orang-orang yang jadi korban kebiadaban mereka. Bukan dilihat dari keluarga pelaku yang nangis-nangis," ujar Buwas.

Kata Buwas, pengungkapan peredaran narkotik di Indonesia tak selalu berjalan mulus. Dia kerap menemukan peredaran narkotik di balik jeruji besi yang dikendalikan bandar yang bersekongkol dengan sipir dan kepala penjara.

"Di Lapas itu tidak bisa lagi dijaga manusia, harus dijaga buaya. Sistem harus diperbaiki agar bandar jaringan tidak lagi berhubungan dengan sipir atau di Lapas," ujar Buwas.

(ugo/djm)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER