Anies Minta Kodam Jaya Antisipasi Perubahan Zaman

Mesha Mediani | CNN Indonesia
Kamis, 28 Des 2017 11:48 WIB
Perubahan zaman membuat adanya perubahan ancaman. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun meminta Kodam Jaya untuk mengantisipasinya.
Personel Kodam Jaya berdialog dengan warga Jakarta. Pada HUT ke-68, Kodam Jaya diminta untuk bisa mengantisipasi perubahan ancaman di ibu kota. (Foto: CNN Indonesia/Djonet Sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta (Kodam Jaya) bisa mengantisipasi perubahan ancaman yang merupakan bagian dari perubahan zaman, khususnya di DKI Jakarta.

"Tantangan kita dengan usia 68 tahun, mudah-mudahan Kodam Jaya makin antisipatif terhadap perubahan zaman," kata Anies, dalam perayaan Hari Ulang Tahun Kodam Jaya ke-68 di Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (28/12).

Anies menambahkan, tantangan terhadap keamanan sudah berubah alias tak lagi konvensional seperti dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini ancaman sudah mulai bergeser dan saya berharap di usia ini, Kodam Jaya bisa menjadi garda terdepan yang mengantisipasi perubahan ancaman keamanan," ucap dia.

Ia juga mengapresiasi tokoh-tokoh Kodam Jaya yang disebutnya bekerja dalam sunyi dan di belakang layar dalam menjaga keamanan kota.

"Warga tahunya Jakarta aman, tetapi bapak-ibu (personel Kodam Jaya)-lah yang bekerja 24 jam di saat warga tidur. Di saat warga berkarya, bapak-ibulah yang mengamankan," kata Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu juga berjanji, Pemprov DKI akan bekerjasama dengan Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya untuk menjaga dan mengelola keamanan ibu kota. Sebab, ibu kota adalah kunci dan simbol. Bila Jakarta aman, diharapkan seluruh Indonesia juga akan merasa tentram.

Pada kesempatan sama, hadir pula Kapolda Metro Jaya Idham Azis, Mayjen TNI Jaswandi, serta perwakilan kepolisian dan tentara lainnya.

"Tidak semua prajurit dan PNS bertugas di Jakarta. Jadi, bertugas di Jakarta merupakan sebuah kehormatan yang didapat dari prestasi dan integritas," ucap Jaswandi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen Yoedhi Swastanto, saat memublikasikan Buku Putih Pertahanan Indonesia, pada Selasa (31/5), menyebut adanya dua jenis ancaman bagi Indonesia.

Pertama, ancaman nyata. Ini, misalnya, terdiri atas terorisme, bencana alam, penyalahgunaan narkoba, kejahatan dunia maya atau cyber crime, penyelundupan.

Kedua, ancaman yang belum nyata. Yakni, perang konvensional atau berhadapan langsung antara dua pihak. "Tentunya ini dalam jangka lama, masih kecil kemungkinannya," ungkap dia. (arh/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER