Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiyadi menceritakan pengalamannya dicurigai memanipulasi hasil pemilihan umum. Pengalaman itu ia alami saat mengevaluasi keamanan sistem Pusat Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelang pemilu 2014.
Djoko bercerita, saat masih menjabat Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), pihaknya berinisiatif untuk turut serta dalam pelaksanaan pemilu 2014. Ia datang ke Komisi I dan Komisi II DPR untuk mendemonstrasikan peretasan terhadap Pusat Data KPU.
"Kami bisa mengambil data di Data Center KPU. Artinya masih ada kelemahan di sistem keamanannya," kata Djoko saat ditemui di Kantor BSSN, Jakarta, Jumat (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, bukan apresiasi yang diberikan wakil rakyat saat itu. Djoko malah dicurigai bisa melakukan manipulasi hasil pemilu dengan segala sumber daya di Lemsaneg.
Alumni Akademi Sandi Negara (Aksara) ini pun menyesalkan respons tersebut. Dia lantas menarik keikutsertaan Lemsaneg dalam pemilu yang akhirnya dimenangkan PDIP itu.
"Kalau jadi, siapapun yang memenangkan pemilu, pasti saya yang disalahkan," ujar Djoko.
Ia berharap setelah transformasi Lemsaneg menjadi BSSN, pihaknya bisa berpartisipasi dalam menjaga keamanan siber pada pemilu 2019. Djoko akan mematangkan lembaga baru ini dan menjamin bekerja efektif di akhir tahun.
Harapannya, BSSN akan bisa menjaga keamanan siber pada pemilu 2019. Menurut Djoko, kemungkinan serangan siber dalam proses pengumpulan data pemilu sangat mungkin terjadi, bahkan semudah membalikkan telapak tangan.
Djoko juga menjamin pihaknya akan netral dalam gelaran akbar politik Indonesia ini.
"BSSN menjaga netralitas, apalagi politik praktis kita hindari. Kami akan bekerja profesional," tegas Djoko.
(pmg/gil)